Mengapa Masih Ada Pendaki yang Tersesat di Gunung?

Mengapa Masih Ada Pendaki yang Tersesat di Gunung? Foto: BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mendaki gunung menjadi salah satu olahraga yang banyak disukai orang. Setiap tahun selalu ada pendaki-pendaki baru, khususnya saat liburan sekolah. 

Mereka menyukai olahraga ekstrem ini dengan berbagai alasan, mulai dari sekedar berfoto, olahraga, hobi, atau mungkin karena penasaran dengan sensasi . Sedangkan kasus pendaki tersesat atau kecelakaan masih sering terdengar. 

Baca Juga: Ternyaa ini Alasan Pendaki Pakai Plester di Hidung, Apa Kita Perlu Juga?

Sebagian orang akan menganggap hal ini masih terkait dengan mistis gunung. Benarkah demikian? Faktanya tidak, mistis gunung akan dianggap mitos dalam hal ini. Lantas apa yang menjadi penyebab sebenarnya? Berikut akan kami ulas beserta tips agar tetap safety selama pendakian.

Jangan Coba-coba Mencari Jalur Sendiri

Baca Juga: Tips Tokcer dari Pendaki Profesional ini Ampuh Cegah Kebelet BAB saat Mendaki Gunung

Salah satu penyebab pendaki tersesat diantaranya adalah bayak yang sengaja mencari jalur tanpa berdasarkan arahan dari rangers. Padahal di pendakian sekarang, rangers akan memberikan peta yang berisi rute menuju puncak, estimasi waktu, lokasi mata air (jika ada), dan kompas. 

Sedangkan pendaki baru atau yang belum berpengalaman akan mencari rute yang dianggap lebih cepat dari yang ada di peta dengan cara mengira-ngira. Biasanya mereka akan memotong jalur dengan cara menerobos semak-semak yang dikiranya mampu memotong jalur. 

Hal inilah yang menjadikan pendaki tersesat atau bahkan terperosot ke jurang. Sebab, medan yang tidak rata seringkali tertutup semak-semak. Maka, hendaklah mengikuti arahan rangers.

Baca Juga: Catat! Tata Cara Buang Air Besar di Gunung yang Tidak Merugikan Alam, Pendaki Lain dan Makhluk Gaib

Jangan Lapar

Maksud kami adalah, kondisi lapar mengakibatkan konsentrasi seseorang menurun. Apalagi di tempat yang semakin minim oksigen, maka asupan makanan selama perjalanan juga sangat penting untuk menjaga fokus dan konsentrasi kalian. 

Salah satu penyebab terjadinya hipotermia hingga kecelakaan di gunung adalah lapar. Karena tubuh kita kekurangan asupan hingga tidak mampu mengatur suhu tubuh sehingga kehilangan konsentrasi.

Baca Juga: Mau Mendaki dalam Waktu Dekat? Catat 3 Tips Mudah Mendirikan Tenda Kemah yang Aman di Musim Hujan

Hindari Mendaki di Malam Hari

Mungkin headlamp dan senter dapat memberikan penerangan saat mendaki di malam hari. Selain itu, cuaca yang tidak panas juga menjadi salah satu alasan untuk mendaki di malam hari. Tapi bagi kalian yang masih pemula dalam hal pendakian, sangat tidak disarankan untuk mendaki di malam hari, kecuali ada dampingan dari yang telah berpengalaman. 

Karena seterang apapun senter yang kalian gunakan, itu tidak cukup untuk menemukan jalan yang aman. Terkadang di beberapa gunung terdapat jalur bercabang yang harus kita cermati untuk menemukan arah puncak. Artinya mendaki di malam hari memiliki risiko tersesat lebih tinggi dibanding saat siang hari.

Baca Juga: Jangan Salah! Keduanya Bisa Dilakukan di Gunung, Tapi Inilah Beda Hiking dan Trekking

Etika

Yang terakhir adalah etika. Mungkin sebagian orang menganggap hilangnya pendaki tak lain karena hal mistis di gunung. Tetapi yang ingin kami bahas di sini bukan soal mistis gunung atau hal negatif lainnya. 

Yang ingin kami tekankan adalah etika. Tak peduli tempat tersebut dianggap angker atau tidak, namun bertingkah sopan tanpa merusak apapun, tanpa mengambil apapun, tanpa meninggalkan sampah dan tetap menjaga keasrian alam adalah hal yang seharusnya dilakukan. Mungkin ini tidak ada hubungannya dengan tersesat, namun juga tak ada salahnya untuk dilakukan.

Baca Juga: 5 Daftar Tumbuhan yang Harus Dihindari saat Berada di Hutan

Demikianlah empat hal agar pendakian kita selalu aman. Dan yang perlu di ingat, kalian bisa pelajari dahulu jalur yang akan dilewati sebelum melakukan pendakian, jangan sungkan untuk bertanya. Sekali lagi, dimanapun kalian berada, hendaknya bersikaplah sopan, bukan soal syirik, tapi soal etika sopan santun yang selalu diutamakan. (msn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO