SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Anggota DPD RI Lia Istifhama mengutamakan bertemu dengan berbagai mitra kerja atau stakeholder berkaitan dengan Komite III yang menaunginya.
Termasuk Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Provinsi Jawa Timur yang diketuai Prof. H. Halim Soebahar.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
“Beberapa waktu lalu saya bersama kawan-kawan LPPD serta para penerima beasiswa S3 membahas tentang perda pesantren dan pergub pesantren. Kami semua komitmen mengawal program yang sangat positif ini bagi pengembangan pesantren dan dunia pendidikan. Terlebih Pergub Pesantren hanya ada di Jawa Timur yang terbit di era Ibu Khofifah. Jadi Jawa Timur merupakan inisiator,” Kata Lia, Minggu (10/11/2024).
Ia menilai Pergub Pesantren sangat detail menjadi pedoman pada perencanaan, fasilitasi pengembangan pesantren.
Baik rencana pembangunan jangka menengah daerah, rencana strategis perangkat daerah, rencana kerja pemerintah daerah, dan rencana kerja perangkat daerah.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu melanjutkan, dengan begitu, Jatim sangat detail dan komprehensif melakukan tata Kelola pengembangan pesantren.
Ning Lia juga menyebut Pergub Pesantren sebagai tonggak terbentuknya kolaborasi multi pihak dalam menguatkan eksistensi di Jawa Timur.
“Dalam Pergub tersebut, dijelaskan bahwa perencanaan fasilitasi pengembangan pesantren yang disusun oleh biro urusan kesejahteraan rakyat memperhatikan masukan dari pemerintah kabupaten/kota di daerah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, ormas, perguruan tinggi, serta unsur pesantren. Maka ini stimulus kolaborasi multi pihak," ucapnya
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
“Tentunya, pesantren pun terstimulus untuk terus memperbaiki dan melengkapi keperluan administratif agar memenuhi unsur fasilitasi program,” tandasnya.
Keponakan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa itu juga mengapresiasi Program OPOP (One Pesantren One Product) Jawa Timur.
“Harus diapresiasi, bahwa OPOP Jatim sangat efektif membentuk pesantrenpreneur, santripreneur, dan sosiopreneur. Ini harus didukung bersama agar eksistensi pesantren semakin inventif dan adaptif yaitu membentuk santri yang berdaya saing, terutama dalam sektor ekonomi produktif,” pungkasnya.(mdr/van)
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News