TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Rapat dengar pendapat antara DPRD Trenggalek dan masyarakat peduli lingkungan digelar pada Senin (25/11/2024).
Salah satu perwakilan masyarakat peduli lingkungan, Bambang Puji, menyampaikan bahwa persoalan lingkungan yang disoal ialah dampak pembangunan Bendungan Bagong.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda
Adapun dampak tersebut, kata Bambang, adalah limbah material berupa batuan yang dibuang di aliran sungai oleh pihak pelaksana proyek, sehingga terjadi pendangkalan.
“Akibatnya ketika hujan maka air meluap di permukiman warga,” ucapnya.
Ia menambahkan, pendangkalan sungai juga terjadi di Dusun Temon, Desa Ngares. Pihaknya meminta para pemangku kebijakan segera menanggulangi persoalan ini.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar
Sementara itu, Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rachmadi, menyebut pihaknya merekomendasikan pada pelaksana proyek terlebih dulu menyelesaikan disposal yang di hulu agar tidak terbawa air ketika hujan.
Adapun rekomendasi berikutnya, kata Doding, pihak pelaksana proyek diminta untuk menyelesaikan struktur sungai kembali seperti sedia kala.
Dikatakan olehnya, yang menjadi alasan DPRD mengeluarkan rekomendasi tersebut karena di kawasan itu terdapat 11 KK yang sewaktu-waktu akan terdampak banjir bila terjadi hujan.
Baca Juga: Hearing Jalan Rusak Plumpit-Dongko, Wakil Ketua DPRD Pastikan Perbaikan Jalan Bulan Februari 2025
Sementara untuk dampak sosial seperti ganti rugi sebagai akibat dari proyek PSN ini sebutnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
Adapun rekomendasi yang terakhir dari dewan adalah DPRD Trenggalek meminta para pihak yang terlibat dalam PSN ini untuk membuat skema kajian jangka panjang.
“Jadi kita punya gambaran kajian jangka panjang itu seperti apa,” kata Doding usai memimpin rapat dengar pendapat.
Baca Juga: Populasi Sapi Nggalekan Hampir Punah, Komisi II Janji Perjuangkan Anggaran
Politisi dari PDIP ini juga menyampaikan material berupa batuan yang menumpuk di aliran sungai tersebut terjadi sejak 2022. (adv/man/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News