SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Sebanyak 65 santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah pada tahun 2024 ini diterima di berbagai perguruan tinggi negara Timur Tengah (Timteng). Yaitu di Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Maroko, Tunisia, Yordania, dan Yaman.
“Ya, betul, alhamdulillah,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur kepada BANGSAONLINE, Senin (10/12/2024) tadi malam.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Para santri itu sebagian sudah berangkat ke negara-negara tersebut.
“Yang ke Maroko, Yaman, Uni Emirat, Yordania dan Tunisia sudah berangkat lebih dulu,” tutur Muhammad Tabrani Basya, penanggung jawab santri Amanatul Ummah yang berminat melanjutkan belajar di Timur Tengah, kepada BANGSAONLINE di kediaman Kiai Asep Saifuddin Chalim di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Senin (10/12/2024) tadi malam.
Tapi khusus para santri yang diterima di Universitas Al Azhar Mesir baru akan berangkat 1 Januari 2025.
Baca Juga: Luar Biasa! Santri Ini Diterima di Tiga Kampus Ternama Kanada
“Yang ke Mesir akan berangkat 1 Januari 2025. Total yang ke Mesir sebanyak 44 santri,” tutur Tabrani Basya yang juga pernah kuliah di Universitas Al Azhar Mesir.
Menjawab pertanyaan BANGSAONLINE, Tabrani menjelaskan bahwa 65 santri Amanatul Ummah yang diterima di berbagai perguruan tinggi negara-negara Timteng itu dengan beasiswa.
“Ya beasiswa semua. Memang fokusnya beasiswa. Hanya saja skema beasiswa setiap negara tidak sama,” ujarnya.
Tabrani merinci bahwa dari 65 santri itu sebanyak 7 orang diterima di perguruan tinggi Tunisia. “Di Universitas Az-Zaitun,” jelasnya.
Para santri putra Amanatul Ummah saat pamit dan minta restu kepada Sang Kiai, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, terkait keberangkatan mereka melanjutkan studi ke Timur Tengah di kediamannya Jalan Siwalankerto Utara Surabaya. Foto: BANGSAONLINE
Kemudian sebanyak 5 santri diterima di pergurun tinggi Yordania. Mereka diterima di berbagai perguruan tinggi, antara lain di Universitas Yarmouk, Universitas Yordan, dan Universitas Mu'tah.
Lalu 4 santri diterima di perguruan tinggi Maroko. Di negara yang dikenal bersih dan tertata rapi itu santri Amanatul Ummah tersebar di beberapa perguruan tinggi. Antara lain di Universitas Hassan II di Casablanca, Universitas Al-Qarawiyyin di Fez, Universitas Moulay Ismail di Meknes, dan Universitas Ibn Tofail di Kenitra.
Para santri Amanatul Ummah di Maroko juga diterima di Universitas Moulay Ismail di Meknes dan Universitas Ibn Tofail di Kenitra.
“Kemudian 3 santri di Uni Emirat Arab dan 2 santri di Yaman,” katanya sembari mengatakan bahwa untuk Yaman santri Amanatul Ummah diterima di Universitas Al Ahgaff.
Sementara 44 santri diterima di Universitas Al Azhar Mesir.
“Peminat paling banyak memang ke Mesir,” kata Tabrani lagi.
Ia bercerita bahwa Universitas Al Azhar Mesir memang sangat maju dan menerapkan prinsip Islam dalam pembelajaran.
“Tidak dibatasi umur. Orang punya anak pun boleh kuliah S1,” katanya sembari mengutip Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lahdi. Yang artinya, tuntutlah ilmu sejak ayunan hingga liang lahat.
Menurut dia, seleksi di Universitas Al Azhar didasarkan pada kualitas, bukan usia.
"Orang yang punya anak pun boleh kuliah S1," katanya.
“Saya dulu juga kaget. Orang gendong anak kok masih kuliah S1,” tambahnya sembari mengatakan bahwa orang tersebut menitipkan anaknya saat masuk ruang kuliah.
Karena itu seleksinya cukup ketat. Diantaranya harus hafal Al Quran. "Untuk orang Arab harus hafal 7,5 juz," kata Tabrani.
Sedangkan untuk calon mahasiswa Indonesia sekarang sudah agak ringan.
"Untuk orang Indonesia hanya 2 juz. Yaitu juz 1 dan juz 2. Kalau juz 30 kan otomatis sudah hafal, karena surat-surat pendek," katanya.
Tapi setelah diterima sebagai mahasiswa mereka harus terus istiqamah menghafal Al Quran. Menurut Tabrani, untuk mahasiswa Arab harus hafal 30 juz ketika lulus.
"Jadi setiap semester harus hafal 7,5 juz. Jadi 4 semester sampai lulus dia sudah hafal 30 juz," katanya.
"Kalau dulu mahasiswa dari Indonesia dan negara-negara non Arab lainnya, sampai lulus hanya wajib hafal 8 juz, sekarang malah cukup 4 juz" katanya lagi
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, pada tahun 2024 ini banyak sekali santri Amanatul Ummah yang diterima di perguruan tinggi negeri baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan sebanyak 624 santri Amanatul Ummah diterima di perguruan tinggi negeri favorit. Yaitu di ITB, ITS, Unair, UB, UI, UIN, UGM, dan perguruan tinggi negeri lainnya.
Sementara untuk perguruan tinggi luar negeri, santri Amanatul Ummah juga diterima di perguruan tinggi Amerika Serikat, Jerman, Rusia, China dan negara-negara Eropa lainnya.
Rata-rata mereka diterima melalui beasiswa. “Karena memang kita upayakan untuk beasiswa. Itulah untungnya belajar di Amanatul Ummah. Ikut mengurangi beban orang tua,” kata Kiai Asep.
Tak aneh jika banyak sekali orang tua yang memondokkan putra-putrinya di Amanatul Ummah. Bahkan beberapa lembaga pendidikan luar negeri berkunjung dan melakukan studi banding ke Amanatul Ummah.
Sekarang pendaftaran santri baru Amanatul Ummah dibuka. Peminatnya sangat banyak.
“Pada gelombang pertama sudah mendapat ribuan santri baru,” tutur Ustadz Mukhlis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News