Ketua YLPK Jatim Ungkap Hoaks soal Penggunaan Asbes Putih di Bangunan dapat Berisiko pada Kesehatan

Ketua YLPK Jatim Ungkap Hoaks soal Penggunaan Asbes Putih di Bangunan dapat Berisiko pada Kesehatan M. Said Sutomo ketua YLPK Jatim saat memberikan penjelasan tentang Asbes Putih

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur () menyebut penggunaan bahan (chrysotile) sebagai bahan bangunan rumah, tak memiliki efek samping sesak nafas bagi penghuninya.

Hal tersebut diketahui dari sebuah penelitian yang berangkat dari isu penggunaan di bangunan rumah dapat membahayakan kesehatan penghuninya.

Penelitian dilakukan pada tanggal 7-8 Desember 2024 pada 31 Kecamatan di Kota Surabaya dengan mengambil sampel di 18 Kelurahan di setiap Kecamatan

Tim peneliti terdiri dari Ketua Tim Drs. Muhammad Said Sutomo yang beranggotakan Mukharrom Hadi Kusumo dan Dimas Nur Kholbi.

Penelitian ini dimaksudkan supaya konsumen pengguna produk khususnya di Kota Surabaya dan masyarakat konsumen pada umumnya supaya merasa aman dan nyaman.

Selain itu harapannya, dapat menepis informasi tidak benar soal isu produk yang konon katanya bisa menyebabkan penyakit asbestosis.

Ketua , M. Said Sutomo menerangkan, konsumen memiliki hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur. Bukan informasi yang sesat dan menyesatkan.

“Sebagaimana salah satu hak-hak konsumen yang telah diatur di dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen," jabarnya.

Ia memaparkan sejauh ini tim mengambil sampel sebanyak 100 responden konsumen yang berumur 20-75 tahun terdiri dari jenis kelamin laki-laki 51% dan jenis kelamin perempuan 49%.

"Semua konsumen pengguna bangunan rumah berbahan atap , Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat sampai sekarang," terangnya.

M. Said Sutomo tidak memungkiri jika kebutuhan masyarakat konsumen Kota Surabaya terhadap produk fiber cement berbahan antusiasnya masih tinggi, karena mereka masih merasa aman dan nyaman.

"Alasannya kenapa produk asbes masih menjadi pilihan masyarakat karena kuat, ringan, mudah dicari dan harga terjangkau,” tuturnya.

Hasil penelitian di Kota Surabaya ini lanjut Said memperkuat hasil penelitian di Jakarta yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKTK3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia di tahun 2019.

“Dalam penelitian tersebut diungkap hasil pengukuran kadar asbes di udara pada kawasan pemukiman dan kawasan perusahaan asbes menunjukkan hasil di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) dari nilai ketentuan 0,1 f/cc,” urainya.

Said memastikan untuk lebih meyakinkan masyarakat konsumen Indonesia yang memakai produk Fiber Cement berbahan maka dalam waktu dekat akan melakukan eksperimental dengan cara menghancurkan produk Fiber Cement berbahan di dalam ruangan tertutup.

“Kemudian menguji udara yang berada di dalam ruangan tertutup tersebut apakah udara tersebut terkontaminasi oleh atau tidak,” tambahnya.

Juga diutrakan oleh M. Said Sutomo tentang munculnya isu bahwa tidak baik untuk kesehatan dikarenakan adanya persaingan bisnis.

Bahwa baru baru ini ada salah satu produk baru yaitu Asbes biru yang didatangkan dari Singapura.

“Isu ini muncul kemungkinan adanya pesaing produk baru datang dari negara Singapura. Nah dengan adanya produk baru itu pastinya ada pengalihan isu itu hal biasa. Dan kami telah pastikan tentang aman,” tutup M. Said Sutomo. (rus/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO