BANGSAONLINE.com - Indonesia sudah lama mengenal gempa megathrust. Bahkan tidak sedikit yang mengakibatkan tsunami.
Dari data yang dihimpun BMKG, sejumlah wilayah di Indonesia pernah mengalami gempa megathrust. Efeknya pun cukup beragam.
Baca Juga: Dampak Negatif Kumpul Kebo pada Anak, Marak Dilakukan Remaja Non Muslim di Indonesia Bagian Timur
Peneliti Ahli Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa membeberkan, sebagian besar gempa megathrust dan tsunami terjadi di sepanjang Sumatera.
Beberapa di Jawa, dan cukup banyak di Indonesia Timur.
Terdapat beberapa lokasi terlihat kosong yang sebenarnya bukan berarti tidak ada potensi tsunami, melainkan disebut sebagai 'seismic gap'.
Baca Juga: BRIN Sebut Teknologi Ruang Angkasa Bisa Tingkatkan Perekonomian dan Pertahanan Indonesia
Artinya, sebuah area yang memungkinkan akan terjadinya gempa besar kapan saja.
“Hasil riset yang telah banyak dilakukan dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko gempa. Megathrust beserta potensi gempanya adalah nyata, namun hal ini sebagai bagian dari fenomena alam yang harus dihadapi dengan adaptasi dan mitigasi,” kata Rahma, dikutip laman BRIN.
Menurutnya, secara harfiah megathrust berarti patahan naik yang sangat besar. Indonesia, yang berada di atas ring of fire, memiliki wilayah yang luas dan rentan terhadap megathrust.
Baca Juga: Mati Listrik di Sumatera Sudah Hampir Teratasi
“Gempa megathrust pertama kali menjadi perhatian utama pada 2011. Dengan semakin banyak riset yang dilakukan
dan penerapan hasil riset yang berkembang. Upaya untuk menjembatani antara riset dan kebijakan sangat penting untuk membangun mitigasi terhadap megathrust,” ujar Koordinator Kelompok Riset Geohazard Risk & Resilience tersebut.
Rahma menambahkan, berdasarkan peta gempa 2017 yang sedang diperbarui dan diproyeksikan selesai pada akhir 2024.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Lokasi megathrust di Indonesia umumnya terletak di sisi barat Sumatera hingga selatan Jawa.
“Bidang megathrust ini seukuran Pulau Jawa. Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar,” ujarnya.
Di selatan Jawa, megathrust terbentang sepanjang 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km, yang menghujam hingga kedalaman sekitar 60 km, dan terus mengakumulasi energi yang siap dilepas kapan saja.
Baca Juga: BRIN Paparkan Penyebab Tingginya Curah Hujan
“Di bawah Pulau Jawa, terdapat lempeng samudra Indo-Australia yang menghujam ke bawah selatan Jawa, sedangkan di atasnya ada lempeng kontinental. Pertemuan antara lempeng samudra dan lempeng kontinental inilah yang disebut bidang megathrust,” ucap Rahma.
Lebih lanjut Rahma menjelaskan, dalam konsep bencana terdapat hal yang bisa dan tidak bisa dikontrol. Seperti pergerakan bumi, dan pertumbuhan penduduk.
Risiko bencana adalah fungsi dari bahaya dan kerentanan, yang dibagi dengan kapasitas atau kemampuan beradaptasi.
Baca Juga: Bangkitkan Industri Penerbangan, Komunitas Nahdliyin Bahas Industri Kedirgantaraan di Lombok NTB
“Kerentanan ini berhubungan dengan eksposur atau pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko bencana dari potensi megathrust, kapasitas adaptasi penduduk harus ditingkatkan ujarnya.
"Jika hal ini tidak ditingkatkan, sementara kita sudah tahu akan adanya bencana tetapi tidak mengambil tindakan apa-apa, maka kapasitas kita rendah, dan ini akan meningkatkan risiko bencana,” ucapnya.
Rahma menekankan pentingnya pemahaman yang baik tentang megathrust untuk meningkatkan kapasitas adaptasi.
Baca Juga: Siapkan Program Dasar Bencana, BMH Ajak Masyarakat Ringankan Korban Gempa Maroko
“Ancaman dari megathrust terbagi menjadi ancaman primer seperti goncangan gempa permukaan dan surface rupture. Kemudian ada ancaman sekunder seperti tsunami, longsor, likuifaksi, dan kebakaran,” ujarnya.
“Kita bisa hidup berdampingan dengan fenomena megathrust, dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Kita memang harus hidup bersama dengan megathrust, apalagi kita berada di negara kepulauan,” katanya.
Diketahui, gempa megathrust merupakan salah satu gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia. Bahkan, dalam catatan sejarah gempa megathrust sudah pernah terjadi sejak tahun 1700-an.
Baca Juga: Presentasi di BRIN, Wali Kota Ika Puspitasari Sampaikan Inovasi Pendidikan
Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" itu artinya sesar sungkup. Letaknya itu di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).
Zona megathrust sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia. Zona megathrust istilah untuk menyebutkan sumber gempa yang merupakan zona pertemuan antar-lempeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa kuat dan tsunami.
Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. (van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News