TUBAN, BANGSAONLINE.com - Meski belum memasuki musim tanam, namun tanda-tanda langkanya pupuk mulai dirasakan petani di Tuban. Seperti yang dirasakan oleh Kasmari (58), salah satu petani asal warga Desa Kembangbilo, Kecamatan kota, Tuban. Saat ditemui, ia mengaku bahwa kelangkaan sudah terjadi sejak tiga hari lalu. Bahkan, petani penggarap lahan ini sampai mencari pupuk sampai keluar kecamatan, tapi hasilnya masih nihil.
“Semua kios katanya kehabisan pupuk, saat muter-muter cari pupuk ke Kecamatan Pelumpang, Semading maupun ke wilayah Kota, namun tetap saja pupuk urea ini tidak ada,” keluh Kasmari kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (18/9).
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
Dikatakannya, dirinya tidak tahu persis kenapa pupuk jenis urea ini semakin langka. Padahal logikanya ini belum masuk musim tanam, tetapi pupuk tidak kunjung ada.
“Di kios kalaupun ada harganya mahal. Karena belinya harus paketan yang berisi 1 zak urea, 1 zak poska dan 1 zak organik. Padahal butuh saya hanya pupuk urea. Kalau beli urea saja tidak boleh,” keluhnya.
Sementara kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikura DPPK Tuban, Suparno, saat dikonfirmasi menyatakan, alokasi pupuk memang terbatas sehingga realissai pupuk memang sedikit dihemat. Cara ini dilakukan utnuk mengatisipasi kelangkaan pada saat musim penghujan.
Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024
“Pada musim kemarau seperti ini memang pupuk kita hemat, karena sebagai cadangan untuk musim tanam mendatang,” terangnya.
Kabupaten Tuban sendiri telah medapatkan jatah pupuk sekitar 116.592 ton. Angka tersebut lebih rendah sekitar 37 persen dari rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Tani yang diajukan sebesar 310.343 ton. Dengan kondisi ini, diakui oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan, bahwa kebutuhan pupuk belum mencukupi. “Ini alternatif untuk menghemat pupuk,” ujarnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News