JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Wacana Kementerian Agama (Kemenag) meliburkan sekolah selama Ramadan mendapat respons positif dari berbagai pihak, salah satunya dari Gerakan Ayo Mondok (GAM).
Koordinator GAM, KH. Luqman Harist Dimyati Attarmasi, mengatakan bahwa wacana ini bisa menjadi peluang besar untuk menunjukkan keunggulan pendidikan yang ada di pondok pesantren.
Baca Juga: 179 Penyuluh Agama Islam di Lamongan Ikuti CAT
"libur sekolah selama Ramadan dapat menjadi waktu yang tepat untuk para siswa lebih mendalami ilmu agama di pesantren," ujarnya, Selasa (14/1/2025).
Disebutkan olehnya, wacana tersebut sejalan dengan visi GAM yang mendorong masyarakat, khususnya para orang tua, untuk mengirim anak-anaknya belajar di pesantren selama Ramadan.
"Ini menjadi tantangan bagi pesantren untuk menunjukkan kualitas pendidikan yang jauh lebih baik. Ramadan adalah momen yang sangat tepat untuk memperdalam ilmu agama sekaligus membentuk karakter yang lebih religius," paparnya.
Baca Juga: Bakal Gelar Kongres Ke-18, Khofifah Bersama PP Muslimat NU Silaturahmi dengan Menag RI Nasaruddin
Dengan adanya program libur sekolah selama Ramadan, diharapkan semakin banyak orang tua yang tertarik untuk memondokkan anak-anak mereka, baik untuk jangka waktu pendek maupun panjang.
"Sekarang saatnya pesantren memperkuat pendidikan yang tidak hanya berbasis agama, tetapi juga skill lain yang dibutuhkan anak-anak. Ramadan bisa menjadi momentum besar bagi mereka untuk belajar dan mendapatkan pengalaman pendidikan yang berbeda," ucap Luqman.
Hal senada juga diungkapkan oleh KH. Zahrul Azhar Asumta atau yang lebih akrab disapa Gus Hans. Menurut dia, GAM merupakan inisiatif nasional yang bertujuan untuk mendorong anak-anak muda belajar di pondok pesantren.
Baca Juga: Kepala Kemenag Lamongan Tegaskan Rekrutmen PPPK Transparan dan Gratis
Selain itu, GAM juga berfokus pada peningkatan pemahaman masyarakat tentang peran pesantren dalam mendidik generasi yang berakhlak mulia dan memiliki kompetensi luas.
“Ini momentum baik bagi pesantren. Pesantren juga harus siap menerima siswa-siswi umum untuk belajar selama Ramadan. Hal ini juga sudah diterapkan di era kepemimpinan Gus Dur saat menjabat sebagai Presiden RI. Saya yakin ini juga bisa diterapkan,” katanya.
Selain itu, Gus Hans berharap bahwa wacana Kemenag ini bisa menjadi bagian dari kebijakan yang menguntungkan untuk dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren.
Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenag Jatim Berikan Pembinaan ASN di Lamongan
"Kami sangat mendukung wacana ini, dan berharap kebijakan ini dapat direalisasikan sehingga anak-anak bisa memanfaatkan waktu Ramadan untuk belajar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pendidikan yang lebih intensif di pesantren," pungkasnya.
Dengan potensi yang ada, GAM optimis bahwa pesantren dapat berperan lebih besar dalam membentuk generasi muda yang berkualitas, tidak hanya dalam hal ilmu agama tetapi juga dalam hal kecakapan hidup lainnya. (aan/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News