SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 60 dokter umum, bidan, Public Healtness (PHN), kader PKK, dan guru SMP dari empat kabupaten/kota (Kota Kediri, Kabupaten Mojokerto, Bangkalan dan Kabupaten Probolinggo) dilatih dan diberi keterampilan seminar dan workshop see and treat untuk pelayanan deteksi dini kanker leher rahim.
“Hari ini baru dilakukan empat kabupaten-kota yang diberi pelatihan. Diharapkan 34 kabupaten-kota akan mendapat pelatihan yang sama, sehingga bisa mencakup lebih banyak lagi wanita yang bisa diperiksa. Kalau dilihat angka yang ditargetkan yaitu 12 ribu orang yang sudah harus periksa di tahun 2015, ternyata Jatim sudah melebihi target mencapai 14.188 wanita yang memeriksakan diri untuk deteksi dini kanker,” ujar Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Jatim Dra Hj Nina Soekarwo Msi saat sambutan pelatihan dan workshop, kemarin (21/9).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Pelatihan yang digelar Yayasan Kanker Indonesia cabang Jatim ini merupakan hasil kerja sama dengan Dinkes Jatim. Pelatihan sendiri berlangsung selama dua hari di Balai Pelatihan Kesehatan.
Disampaikan Nina, sampai saat ini dari 964 Puskesmas baru 67% yang terlatih dan mempunyai fasilitas untuk pemeriksaaan kanker. Dari populasi penduduk yang begitu besar, dan kaum perempuan berpotensi terkena kanker leher rahim, baru 5% wanita yang berani yang memeriksakan diri, padahal idealnya harus 80%.
“Umumnya 70 % pasien periksa sudah dalam stadium lanjut, dan biasanya susah untuk diobati. Padahal promotif dan preventif lebih murah daripada kuratif,” terang dia.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Seminar dan workshop bagi tenaga medis dan kader PKK ini, merupakan upaya YKI untuk mendeteksi secara dini, dan diharapkan bisa menekan angka kematian akibat kanker serviks, karena sehat merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia.
“Pertemuan ini menjadi penentu utama keberhasilan penanganan kanker, termasuk kanker serviks. Oleh karena itulah YKI hadir melalui seminar dan workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi tenaga medis yang berada di garda depan pelayanan kesehatan sehingga bisa mendukung program pemerintah dalam penanggulangan kanker serviks. Jika ibu-ibu terlambat memeriksakan diri, akibatnya luar biasa. Dampaknya pada keluarga, tidak hanya pada penderita saja,” ujar dia.
Kanker leher rahim merupakan kanker yang banyak ditemukan wanita di seluruh dunia. Ada 500 ribu kasus baru setiap tahun dan menyebabkan 200 ribu kematian setiap tahun, dan 80% terdapat di negara berkembang. Di Indonesia kanker leher rahim termasuk urutan pertama, termasuk di Jatim, maka diperlukan adanya strategi yang tepat agar penanggulangan kanker bisa berjalan optimal. (nis/ns)
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News