
Untuk mewujudkan transportasi yang nyaman dan efektif, Hera menekankan pentingnya optimalisasi jalur ganda. Menurutnya, seringnya kereta yang melintas pada jalur ganda juga harus diimbangi dengan headway (selang waktu) antarkereta yang tepat agar tidak memperburuk penumpukan ketika terjadi penutupan palang.
“Dari hasil penelitian, headway yang baik adalah ketika memiliki durasi lebih dari 2,5 menit,” ungkap Hera.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa apabila headway antarkereta pada jalur ganda selama 3 menit, ketika terjadi penutupan dengan waktu 23 detik hasilnya tidak akan terjadi penumpukan apabila jumlah kendaraan kurang dari 80 persen kapasitas jalan.
Sebaliknya, pada penutupan berdurasi 152 detik dapat menyebabkan kemacetan jika volume kendaraan melebihi 10 persen dari kapasitas jalan.
“Oleh karena itu, pengaturan headway harus dioptimalkan,” tegasnya.
Terakhir, Kepala Laboratorium Transportasi dan Material Perkerasan Departemen Teknik Sipil ITS tersebut mengungkapkan bahwa riset ini juga membantu pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 11 tentang Sustainable Cities and Communities. Hera berharap penelitiannya ini dapat menjadi rujukan bagi pemerintah dalam meningkatkan kapasitas lintas jalur kereta api.
“Semoga dengan riset ini juga dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang kereta api di Indonesia,” paparnya. (msn)