
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengapresiasi prestasi Pemerinah Provinsi Jawa Timur dalam bidang pendidikan di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa.
Menurut Kiai Asep, siswa Jawa Timur yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun ini meningkat. Dan ini tak lepas dari kepedulian Gubernur Khofifah terhadap pendidikan.
“Kualitas pendidikan Jawa Timur meningkat. Jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri lewat SNBP terus meningkat karena kepedulian Ibu Khofifah yang luar biasa pada SMA dan SMK,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA kepada BANGSAONLINE di kediamannya di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Sabtu (22/3/2025).
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, sebanyak 27.994 siswa Jawa Timur diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SNBP. Capaian tersebut mengantarkan Jawa Timur sebagai provinsi terbanyak nasional yang berhasil meloloskan muridnya masuk PTN melalui jalur SNBP dalam kurun waktu enam tahun berturut turut. Bahkan tahun 2025 ini dengan persentase sebesar 26,35%.
Peringkat kedua provinsi Jawa Barat dengan jumlah murid yang diterima SNBP sejumlah 18.437 murid, disusul Jawa Tengah di peringkat 3 dengan jumlah 14.676 murid.
Sedangkan di peringkat 4 ada Sumatera Utara dengan jumlah 13.510 siswa, dan peringkat 5 Aceh dengan jumlah 8.427 murid diterima SNBP.
Menurut Kiai Asep, siswa atau santri Pondok Pesantren Amanatul Umah juga menyumbang cukup besar terhadap prestasi pendidikan Jawa Timur.
“Santri Amanatul Ummah yang diterima di SNBP 290 siswa. Ada peningkatan. Yang diterima di Kedokteran saja 34 siswa. Nanti akan diperbanyak di UTBK,” ujar pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
“Saya berharap lebih dari 624 santri,” tambah putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim Leuwimunding itu.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, pada tahun ajaran tahun 2023-2024 santri Amanatul Ummah yang diterima di PTN sebanyak 624 siswa. Belum termasuk santri yang diterima di perguruan tinggi Mesir, Maroko, Uni Emirat Arab, Tunisia, Yordania, Amerika, Jerman, Rusia, Kanada, Malaysia, dan negara-negara lainnya.
Menurut Kiai Asep, langkah Gubernur Khofifah menggratiskan SMA dan SMK sangat tepat. Buktinya kualitas pendidikan meningkat.
“Karena memang didukung BOSNAS dan BOSDA, sehingga kualitasnya semakin meningkat,” kata Kiai Asep. “Jika ada SMA dan SMK tidak gratis maka yang salah adalah pihak sekolah. Ini mohon diketahui oleh masyarakat Jawa Timur,” tambah Kiai Asep.
Tapi sayang, kata Kiai Asep, tak semua sekolah bisa menikmaki dana BOS dengan baik. Diantaranya Madrasah Aliyah (MA).
“BOSNAS untuk Madrasah Aliyah per siswa justru dikurangi Rp 400 ribu pertahunnya. Semula per siswa Rp 1 juta 400 ribu sekian, tinggal Rp 1 juta sekian” kata Kiai Asep.
Kebijakan ini, kata Kiai Asep, sangat menghambat peningkatan prestasi siswa Madrasah Aliyah.
“Mohon dikonfirmasikan ke Kandepag. Semoga Ibu Gubernur menutupi itu dengan memberikan BOSDA 2 tahun sekali berupa hibah, sehingga dalam 5 tahun bisa 3 kali, agar Madrasah Aliyah bisa meningkatkan kualitasnya,” harap Kiai Asep.
Seperti ramai diberitakan, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag mengeluarkan surat edaran kepada jajaran di bawahnya terkait tindak lanjut efisiensi belanja. Isinya adalah pemotongan dana BOS MI menjadi Rp 500 ribu/siswa/tahun, MTs Rp 600 ribu, dan MA Rp 700 ribu.
Selain itu, pesantren penerima bantuan operasional dan bantuan operasional PTN turun tinggal 50 persen.
Kebijakan Kemenag itu memicu protes dari berbagai pihak, diantaranya dari Wakil Ketua MPR RI dan anggota DPR RI. (mma)