Guru SD di Surabaya Tewas Diduga karena Tabrak Lari, Keluarga Sesalkan Petugas yang Kurang Sigap

Guru SD di Surabaya Tewas Diduga karena Tabrak Lari, Keluarga Sesalkan Petugas yang Kurang Sigap Keluarga korban saat menunjukkan foto Avianti semasa hidup. Foto: Rusmiyanto/BANGSAONLINE

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Seorang guru SD Negeri Perak 1 bernama Avianti Fitriani (49) warga Jl. Pogot 2/1 tewas lantaran diduga menjadi korban tabrak lari di Jln. Kedung Cowek, Senin (7/4/2025) siang pukul 11.30 WIB.

Korban saat itu mengendarai motor untuk pergi ke halal bihalal sesama guru lainnya.

Seorang saksi mata bernama Lindra (40) yang bekerja sebagai pak ogah atau pengatur jalan sukarela menuturkan korban yang saat itu melaju dari arah selatan ke utara tertabrak mobil di  depan PT. Merah, seberang Puskesmas Tanah Kali Kedinding.

“Jadi korban setelah tertabrak mobil minibus putih kondisi masih bernyawa meski mengeluarkan banyak darah di kepalanya. Nah saya dan warga menunggu polisi atau ambulan datang tidak berani mengangkatnya ke puskesmas. Dan jarak beberapa menit kemudian korban menghembuskan nafas terakhir sebelum petugas datang ,” katanya, Selasa (8/5/2025).

Menurut Lindra korban tertabrak mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi saat hendak berpindah lajur dari sisi kiri ke kanan. Diduga korban hendak putar balik.

“Jadi sekilas saya lihat yang menabrak perempuan itu adalah mobil warna putih. Dan setelah menabrak sempat pengemudi seorang pria mengunakan kaca mata turun dari mobilnya. Dan sempat menelfon kontak darurat 112 Surabaya, setelah itu tiba-tiba pergi. Saya dan beberapa kawan ojek fokus mengamankan jalur kendaran melintas, sehingga tidak fokus kepada pihak mobil yang penabrak motor,” urainya

Keterangan senada diutrakan oleh kakak korban Ismail Arif (52) warga Jl. Ploso II. Pihak keluarga juga meyayangkan kurangnya kesigapan petugas dalam melakukan pertolongan kepada korban.

“Jadi saya itu mendapatkan ketetangan dari para saksi yang ada di Sekitaran kejadian. Awal tertabrak adik saya (korban) masih bernyawa, dan warga sempat menelfon 112 coment Center Surabaya pukul 11.30 wib. Tapi ambulan dan petugas lain baru datang pukul 12.30 wib, kenapa tidak dibawa ke puskesmas yang jarangnya hanya sebrang jalan?,” sesal Ismail Arif.

Pihak keluarga korban juga memberikan sanggahan terkait adanya pemberitaan di media sosial bahwa korban tewas karena terjatuh. Juga tentang korban tidak mengunakan helm saat berkendara.

“Kalau korban jatuh kenapa ada saksi di tkp yang melihat korban ditabrak mobil warna putih. Juga dari korban ini mengunakan helm warna hijau dan kami temukan di tempat kecelakan. Jadi menurut saksi, Helm sempat lepas setelah terserempet mobil lain, kemudian saat tertabrak mobil putih posisi helm telah lepas,” ujar Ismail Arif.

“Harapan kami pihak kepolisian khususnya Polres Tanjung Perak yang menangani kasus tewasnya adik kandung saya, mohon untuk mengejar pelaku tabrak lari. Kami tidak terima dengan pengemudi mobil yang menabrak adik saya,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Lantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Imam Syaifudin mengaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan tentang tewasnya korban Avianti.

“Kami masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi yang melihat kejadian itu serta CCTV PJU yang ada di TKP. Apakah itu kecelakaan tabrak lari atau terjatuh, akan kami tegaskan setelah ada bukti bukti hasil penyelidikan,” ujarnya, Selasa (8/4/2025).

Selain itu, AKP Imam Syaifudin menambahkan, nantinya akan lebih diperhatikan tentang ketertiban lalu lintas di Sekitaran Jl. Kedung Cowek Suramadu. 

“Di mana jalur jalan ini mayoritas pengendara memacu kendaranya dengan kecepatan tinggi, juga banyaknya para pengendara melawan arah. Dari kurangnya tertib berlalu lintas sehingga peluang besar terjadi kecelakanan, nanti akan kita upayakan penambahan personil,” pungkas dia. (rus/van)