Berdiri di atas lahan seluas 2,4 Hektar, Museum yang memiliki total koleksi berjumlah 218 koleksi ini, dilengkapi juga dengan perpustakaan, toko cenderamata, dan ruang auditorium. Di bagian halaman terdapat mobil hitam berjenis Opel Kapitan dengan tahun pembuatan 1956 milik Bung Tomo, sementara pada bagian dalam, terdapat buku harian dan radio transistor yang berusia 81 tahun milik Bung Tomo.
Wardah, pemandu lokal di Museum 10 Nopember Surabaya, mengatakan, dalam sehari, rata-rata ada 200 hingga 300-an pengunjung yang datang berkunjung. Mereka umumnya adalah pelajar, mulai dari anak-anak di PAUD hingga mahasiswa. Besarnya animo aikanak sekolahan untuk datang ke museum itu membuatnya senang menjalani pekerjaannya.
“Senang karena bisa memberikan penjelasan tentang sejarah kepahlawanan di Surabaya. Lebih senang lagi bila ada pengunjung yang lebih tahu dari saya sehingga ada informasi baru yang saya terima,” ujar perempuan berjilbab yang sudah enam bulan menjalani tugasnya sebagai pemandu pengujung museum 10 Nopember Surabaya ini.
Salah satu pelajar yang kemarin berkunjung ke museum 10 Nopember Surabaya, Dwi Waluyo, mengaku senang datang ke museum yang terletak di kompleks monument Tugu Pahlawan tersebut. Siswa SMP Tamiriyah Surabaya ini mengaku datang bersama teman-temannya.
“Ini tadi ada UTS, jadi pulang lebih cepat terus kita ke sini. Saya senang ke museum karena bisa dapat banyak pengetahuan,” ujar siswa kelas I SMP Tamiriyah ini.
Bahkan, pengunjung Museum 10 Nopember Surabaya tidak hanya berasal dari Surabaya. Kemarin, ada rombongan mahasiswa Universitas Trunojoyo Bangkalan yang melakukan ‘observasi’ di museum yang berisikan jejak sejarah perlawanan rakyat Surabaya pada peristiwa Nopember 1945 ini.
“Saya tadi naik motor bersama teman-teman. Setelah berkeliling, museum nya bagus dan koleksinya lengkap,” ujar Adi Wiyanto, mahasiswa Univesitas Trunojoyo. (yul/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News