Komunikasi Presiden Prabowo, Menteri dan Kepala Kantor Kepresidenan RI Buruk, Benarkah?

Komunikasi Presiden Prabowo, Menteri dan Kepala Kantor Kepresidenan RI Buruk, Benarkah? Hasan Nasbi dan Prabowo Subianto. Foto: Alinea.ID

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Komunikasi Presiden Prabowo Subianto. para menteri dan Kepala Komuniikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO)disebut buruk: kasar, tidak empatik dan merendahkan. 

Salah contoh pernyataan Presiden Prabowo yang dianggap buruk adalah: Ndasmu! Yang berarti kepalamu atau kepala kau!

Ndasmu adalah bahasa Jawa yang sangat kasar. Ndasmu masuk kategori umpatan kasar yang merendahkan. Sehingga sangat tidak pantas keluar dari mulut seorang presiden.

Pernyataan Ndasmu itu dilontarkan Prabowo Subianto ketika berpidato pada acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-17 Gerindra di Sentul City International Convention Center Bogor, Sabtu (15/2/2025).

Dalam pidato itu Prabowo melontarkan umpatan ndasmu dua kali. Tepatnya ketika menyampaikan soal makan bergizi gratis yang merasa dinyinyirin publik dan soal jumlah menteri yang gemuk yang juga dikritisi publik.

Pernyataan Prabowo Ndasmu itu langsung disambar tawa berkepanjangan para menteri yang hadir.

Pidato politik Prabowo Subianto itu langsung viral. Reaksi pun, seperti dilansir BBC.com,  bertebaran di media sosial.

Aktor Fedi Nuril, salah satunya. Ia mencuit, "malu Presiden RI yang sudah berumur 73 tahun berpidato menggunakan gestur ala bocah "nye...nye...nye" dan ngomong "ndasmu". 

"Di ruangan itu reaksinya banyak orang ketawa pula," tulis Fedi. Cuitan aktor ini sudah dilihat 3,3 juta kali dan disukai 54.000 akun serta dikomentari 3.000 akun.

Komika Sammy Notaslimboy juga menilai kata "ndasmu" yang diucapkan Presiden Prabowo dan disambut riuh rawa para pejabat tidaklah lucu. 

"Kalau Pakde Tarzan atau Tessy bilang "ndasmu" itu kita bisa ketawa. Kalau orang yang punya akses terhadap kekuatan militer, janganlah keseringan ngomong "ndasmu"... paham kan?" 

Akun atas nama Ardianto Satriawan juga mencuit hal yang sama. "Tapi bikin kabinet gemuk. Isinya beban jual beli politik. Dibilang gemuk, bilang "ndasmu". 

Kemudian akun @enoliska_ menulis: "Nah kan, dari pidato bapak-bapak gemoy itu menunjukkan dia nganggep kritik angin lalu dan enggak mau dengar suara publik aja udah intinya."

Ironisnya, komunikasi buruk itu menurun kepada para menteri dan bawahan Presiden Prabowo. Ibarat pepatah, mangga jatuh tak jauh dari pohonnya.

Lebih ironis lagi, kekasaran komunikasi itu juga dilakukan Hasan Nasbi, Presidential Communication Office (PCO) atau Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia. PCO yang seharusnya selalu memoles komunikasi secara simpatik dan empatik justeru terkesan seenaknya melontarkan pernyataan ke publik.

Salah satu contoh yang sangat krusial adalah ketika Hasan Nasbi merespons kasus teror kepala babi yang dikirim ke Majalah Tempo. Kepala babi tanpa telinga itu diperuntukkan jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana. Cica – panggilan akrab Francisca Christy Rosana – adalah jurnalis politik yang juga siniar bocor alus Tempo.

Ketika publik prihatin, Hasan Nasbi justru samasekali tidak menunjukkan empati, apalagi mengecam teror. Ia justru menyarankan agar kepala babi tanpa telinga itu dimasak saja.

“Sudah dimasak saja,” ujar Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025. Karuan saja ia menuai kecaman dari berbagai pihak.

Hasan Nasbi beralasan karena Cica sendiri tidak merasa terancam. Ia mengaku menyaksikan respons Cica di media sosial X, yang menganggap sebagai lelucon.

Hasan Nasbi berpendapat, jika korban sendiri tidak merasa terancam, maka insiden ini sebaiknya tidak dibesar-besarkan. “Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong,” kata Hasan.

Tapi Presiden Prabowo Subianto sendiri mengakui ucapan Hasan Nasbi soal teror kepala babi ke kantor Tempo itu salah. "Itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru, saya kira Beliau menyesal," kata Prabowo dalam wawancara dengan tujuh pemimpin redaksi dan jurnalis senior media nasional di Sentul, Jawa Barat, Ahad, 6 April 2025.

Dilansir Tempo, Prabowo menyebut kesalahan yang dilakukan jajarannya dalam berkomunikasi itu lantaran mereka baru menjabat di pemerintahan. Ia mengatakan banyak dari mereka berasal dari berbagai latar belakang dan belum cepat menyesuaikan diri dengan komunikasi publik.

"Mungkin karena baru dalam posisi pemerintahan yang selalu disorot. Jadi kadang-kadang orang yang dari dunia perencana atau dunia survei, atau akademis, muncul di panggung publik kurang cepat menyesuaikan, menurut saya," ujar Prabowo.

Kabarnya, nasib Hasan Nasbi sekarang berada di ujung tanduk. Banyak pihak - termasuk dari internal Gerindra sendiri - yang mendesak agar pembela utama Joko Widodo itu segera diganti karena dianggap telah melakukan kesalahan fatal.