Doktor Lulusan ITS Kembangkan AI untuk Penanganan Alzheimer dan Tumor Otak

Doktor Lulusan ITS Kembangkan AI untuk Penanganan Alzheimer dan Tumor Otak Konferensi MICCAI di Vancouver menjadi ajang bagi Dewinda Julianensi Rumala untuk memperkenalkan hasil risetnya ke masyarakat global. (Ist)

BANGSAONLINE.com - Doktor baru lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dewinda Julianensi Rumala, mengembangkan Artificial Intelligence (AI) untuk membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit otak agar lebih akurat.

Dewinda menjelaskan, meskipun Magnetic Resonance Imaging (MRI) telah menjadi alat utama dalam diagnosis penyakit otak. Namun, kelemahannya adalah interpretasi citra MRI masih bergantung pada analisis manual oleh dokter.

“Untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi, AI dapat berperan dalam mendeteksi pola penyakit yang mungkin tidak terlihat oleh mata manusia,” jelasnya, Selasa (15/4/2025).

Dalam risetnya, Dewinda mengembangkan model deep learning dengan pendekatan deep-stacked ensemble learning. Pendekatan ini mengombinasikan beberapa jaringan saraf tiruan agar dapat menghasilkan prediksi yang lebih stabil dan akurat.

“Tidak ada satu model yang sempurna, tetapi kombinasi berbagai model dapat menciptakan sistem yang lebih kuat dan adaptif,” terangnya.

Inovasi ini juga menggunakan Explainable AI (XAI) agar dokter dapat memahami bagaimana AI mengambil keputusan. Dengan teknik Grad-CAM, model dapat menunjukkan bagian gambar MRI yang menjadi dasar diagnosis, sehingga meningkatkan kepercayaan dokter dalam menggunakan AI sebagai alat bantu.

“Bukan hanya soal akurasi, tetapi juga transparansi agar AI diterima dan dipercaya oleh tenaga medis,” katanya.

Dewinda menyatakan, inovasi ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) poin 3 yang berfokus pada peningkatan layanan kesehatan. Tak hanya itu, pengembangan AI dalam dunia medis mendorong inovasi dan kemajuan teknologi kesehatan sesuai dengan SDG poin 9 mengenai industri, inovasi, dan infrastruktur.