Doktor Lulusan ITS Kembangkan AI untuk Penanganan Alzheimer dan Tumor Otak

Doktor Lulusan ITS Kembangkan AI untuk Penanganan Alzheimer dan Tumor Otak Konferensi MICCAI di Vancouver menjadi ajang bagi Dewinda Julianensi Rumala untuk memperkenalkan hasil risetnya ke masyarakat global. (Ist)

Dewinda menambahkan, penelitian ini juga mendukung SDG 10 yang berfokus pada pengurangan kesenjangan. Hal ini dikarenakan inovasinya dirancang dengan akurasi tinggi agar dapat digunakan secara inklusif oleh berbagai kelompok demografis.

“Selain itu, model yang ringan memastikan teknologi ini tetap dapat diakses dan diterapkan, bahkan di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur komputasi,” imbuh Dewinda.

Hasil riset doktor lulusan ITS tersebut telah diakui secara global, dan dipublikasikan dalam tiga jurnal internasional dan lima konferensi terindeks Scopus, termasuk di Springer Q1.

Ia juga berkesempatan menghadiri MICCAI Workshop di Kanada, konferensi paling bergengsi untuk AI dalam analisis citra medis, dan berhasil meraih Best Poster Presentation Award di ajang tersebut.

Selain publikasi ilmiah, bersama dosen pembimbingnya, I Ketut Eddy Purnama, Dewinda juga telah menghasilkan dua paten nasional, yakni SICOSA2U dan iBrain2U yang berfokus pada sistem klasifikasi penyakit otak berbasis AI. Dengan inovasi ini, ia berharap bahwa AI tidak hanya menjadi alat riset, tetapi juga dapat diterapkan dalam praktik medis nyata untuk meningkatkan kualitas diagnosis penyakit otak.

Ke depannya, Dewinda berencana mengembangkan model yang lebih adaptif dengan dataset yang lebih luas agar AI dapat semakin akurat dalam berbagai kondisi pasien.

“Harapannya, penelitian ini dapat menjadi pijakan untuk pengembangan sistem AI medis yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi dunia kesehatan,” pungkasnya optimistis. (msn)