
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang mahasiswa Universitas Airlangga ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi lehernya terikat tali tampar, tergelantung di bawah kipas angin dinding dalam kamar kos, Jalan Gubeng Kertajaya, Rabu (16/4/2025) siang.
Korban diketahui berinisial HZ (20) mahasiswa semester 3 dari, Kecamatan Takeran, Magetan. Peristiwa itu dibenarkan oleh Kanit Reskrim Polsek Gubeng, Iptu Adjie Rizky.
“Penemuan jenazah pemuda bunuh diri itu kami dilapori oleh teman satu kampus. Teman-temannya mengetahui kamar korban (temannya) terkunci, dan terlihat dari jendela kamar bahwa tubuh korban sudah mengantung,” ujarnya.
Dari laporan yang disampaikan teman kuliah korban, polisi mendatangi tempat kejadian. Karena kamar kos terkunci, petugas meminta kepada pemilik kos agar membuka pintu menggunakan kunci duplikat.
“Korban kami periksa ternyata sudah tidak bernyawa. Dan kami menghubungi Inafis Polrestabes Surabaya. Dalam pemeriksaan kepada korban ditemukan selembar kertas (surat wasiat) yang dibuat oleh korban sebelum gantung diri,” kata Adjie.
Isi surat wasiat berbunyi, korban nekat bunuh diri dikarenakan kecewa dengan pihak kampus. Kekecewaan korban bahwa jurusan studi yang diinginkan ternyata tidak berhasil dicapainya.
“Jadi surat wasiat berisi, selain kecewa jurusan yang diinginkan tidak tercapai, juga ditulis dirinya meminta maaf kepada orang kedua tua karena telah mengecewakannya. Selain itu juga memberi tahu nomor password kartu ATM, dan password kunci HP-nya,” urai Adjie.
Selama pemeriksaan yang dilakukan petugas kepada para teman teman kampus korban, dijelaskan secara rinci penyebab hingga HZ nekat melakukan tersebut.
“Korban ini sebelumnya telah kuliah di universitas negeri di Kota Malang, namun dirinya tetap ingin masuk di Unair. Berjalannya waktu akhirnya upayanya berhasil dan diterima, korban ambil keputusannya untuk keluar dari universitas di Malang guna mengejar impiannya. Namun impian masuk di jurusan yang berada di Unair ternyata gagal, sehingga depresi dan nekat gantung diri,” ucap Adjie.
Kini korban dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, menunggu pihak keluarga menjemput jenazah. Perkiraan jenazah akan dikebumikan oleh pihak keluarga di Kabupaten Madiun, pada Rabu (16/4/2025) malam.
Informasi dalam berita di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa.
Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(rus)