Tafsir Al-Anbiya' 110-112: Insiden itu Tak Terdeteksi

Tafsir Al-Anbiya Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i.

Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie

Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir mumpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.

Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Anbiya': 110-112. Selamat mengaji serial tafsir yang banyak diminati pembaca.

110. Innahū ya‘lamul-jahra minal-qauli wa ya‘lamu mā taktumūn(a).

Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan mengetahui (pula) apa yang kamu rahasiakan.

111. Wa in adrī la‘allahū fitnatul lakum wa matā‘un ilā ḥīn(in).

Aku tidak mengetahui (bahwa) boleh jadi hal itu (penundaan azab) merupakan cobaan dan kesenangan bagimu sampai waktu yang ditentukan.

112. Qāla rabbiḥkum bil-ḥaqq(i), wa rabbunar-raḥmānul-musta‘ānu ‘alā mā taṣifūn(a).

Dia (Nabi Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Tuhan kami adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (dan) yang dimintai segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”

TAFSIR

Setelah diunggah berbagai panduan Tuhan untuk Rasul-Nya yang rahmah li al-alamin, kini Tuhan menambah informasi terkait kesaktian-Nya Sendiri. Dia yang Maha Kuasa sebagai maha mengetahui segala yang tersembunyi (ma taktumun), apalagi yang nampak (al-jahr).

Dia yang maha mengerti persoalan dengan segala efeknya, apa ini sebagai ujian (fitnah) atau sebagai kenikmatan unlimited (mata’ ila hin). Dialah Dzat yang maha memutus dengan al-haq (bi al-haq), Dialah Tuhan yang maha kasih (al-rahman), Dialah Tuhan sebagai tumpuan hamba meminta tolong (al-musta’an).

Bila harus disarikan, rasanya penutup surah ini hanya berpesan satu arah saja, yakni setelah berikhtiar seoptimal mungkin, maka wajib berserah diri kepada-Nya setotalitas mungkin. Allah a’lam.

Dengan segala kekurangan, ngaji surah al-anbiya’ khatam. In sya’ Allah nyambung surah berikutnya, al-Hajj.