
KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Memasuki tahun ajaran 2025-2026, SMAN 2 Kota Batu menghadapi tantangan serius terkait kekurangan tenaga pengajar. Sekolah yang berada di dekat Mapolres Batu ini tercatat masih kekurangan 17 guru untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran.
Kepala SMAN 2 Batu, Wartono, menjelaskan bahwa dari total kekurangan itu, 3 guru telah dibiayai melalui partisipasi masyarakat. Sementara 14 guru lainnya, yang terdiri dari tenaga pengajar teknik dan non-PNS, didanai melalui Dana BOS dan BPOPP.
“Artinya, di sekolah sini kekurangan 3 orang guru masih bisa ter-cover karena bisa dibiayai oleh peran masyarakat. Sedangkan untuk kekurangan 14 guru lainnya, kami perlu pemikiran bersama agar pelayanan kepada siswa tetap berjalan normal dan tidak melanggar peraturan,” kata Wartono saat ditemui di kantornya pada Jumat (22/8/2025),.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi sekolah dalam menjaga kualitas pendidikan. Ia menekankan pentingnya solusi konkret agar siswa tetap mendapatkan layanan pendidikan yang layak tanpa mengorbankan standar akademik.
Terkait perekrutan guru melalui skema PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), Wartono menyebut bahwa prosesnya masih dalam tahap pembahasan dan belum ada informasi terbaru dari pemerintah.
Sebagai langkah sementara, pihak sekolah menerapkan kebijakan pembagian tugas yang lebih merata di antara guru-guru yang memiliki bidang serumpun. Guru IPS, misalnya, diberi tanggung jawab tambahan untuk mengisi kekosongan di mata pelajaran IPS, begitu pula guru IPA.
“Contoh bagaimana supaya pembagian jam merata, mengatasi seribu siswa lebih, mengatasi jam mata pelajaran yang tidak ada gurunya,” ucap Wartono.
Masalah kekurangan guru tidak hanya terjadi di SMAN 2, tetapi juga dialami oleh sekolah lain di Kota Batu. SMAN 1 Batu, misalnya, tercatat kekurangan 14 guru akibat pensiun dan mutasi tugas.
Menanggapi situasi ini, SMAN 2 Batu telah mengambil langkah proaktif dengan memastikan distribusi pembelajaran tetap sesuai standar. Pendekatan kreatif dan kolaboratif antar guru diharapkan menjadi model bagi sekolah lain yang menghadapi tantangan serupa.
Pihak sekolah juga terus menjalin komunikasi dengan dinas pendidikan setempat untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan.
“Kondisi ini menekankan perlunya kolaborasi lebih lanjut antara sekolah, masyarakat, serta pemerintah daerah untuk memastikan bahwa setiap siswa di SMAN 2 Kota Batu mendapatkan pelayanan pendidikan yang optimal,” jelas Wartono.
Dengan semangat kebersamaan, SMAN 2 Batu berkomitmen untuk terus memberikan pendidikan berkualitas bagi seluruh siswa, meskipun di tengah keterbatasan tenaga pengajar. (adi/mar)