
Gubernur Khofifah mengatakan, hari-hari ini pendekatan PAI multikultural memiliki dinamika yang terus bergerak seiring perubahan dinamika global yang terjadi, sehingga semua pihak diminta untuk membangun keseimbangan baru atau Equilibrium Dynamic.
"Kita harus mampu menciptakan keseimbangan baru atas kontraksi dunia baik ekonomi, politik, sosial ataupun peradaban," ujarnya.
Menurutnya, pendekatan multikultural memberikan pembelajaran dimana clash of civilization atau sebuah benturan peradaban yang bisa terjadi dan perubahan kapan dan di mana saja.
Gubernur Khofifah memandang, saat ini banyak muncul ormas-ormas baru yang juga harus mengikuti tata kehidupan yang keberadaban. Artinya kehidupan multikultur dan peradaban harus saling memberikan toleransi penghormatan satu dengan yang lain dan inilah yang menjadi PR dunia hari ini.
Ketegangan antara Rusia dengan AS yang sempat memanas sekarang mulai menunjukkan situasi yang reda. Begitupula China dan Jepang hingga negara negara lainnya.
Contoh lain, seperti Palestina yang mempunyai faksi dua politik seperti hamas dan fatah ternyata tidak mudah disatukan karena perbedaan afiliasi pemikiran.
Untuk itu, Khofifah memandang bahwa program studi multikultural ini diharapkan dapar memberikan referensi kepada masyarakat dan dunia tentang indahnya keberagaman dan ke bhinekaan di Indonesia.
"Ide pikiran dan gagasan akademik yang nantinya di unggah dalam jurnal internasional harus menampilkan dan memberikan harmonius patnership kepada dunia sehingga bisa memberikan kebaikan bagi dunia," tegasnya.
Di akhir, Khofifah menyimpulkan bahwa pendekatan multikultural tidak hanya fokus melakukan pendekatan agama namun sosial, budaya hingga peradaban kemanusiaan.
"Mudah mudahan temuan temuan baru dari Disertasi ini bisa dijadikan referensi akademik. Nantinya, kalau sudah diterima di Jurnal internasional LPPD bisa mengompilasi dari program sehingga bisa menjadi referensi bagi murid murid di SMA/SMK/SLB," imbuhnya
Sementara itu, Ali Wafa dalam disertasi menjabarkan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memberikan interpretasi tentang konsep kepemimpinan kiai beroriantasi membangun sikap tasamuh dalam perspektif pendidikan Islam multikultural, tipe kepemimpinan, cara kepemimpinan, dan implikasi.
Pihaknya menyampaikan rasa syukur atas gelar Doktor yang berhasil di terimanya dari Unisma. Terlebih kepada Pemprov Jatim melalui LPPD Prov. Jatim yang memberikan beasiswa pendidikan secara penuh hingga proses Sidang Terbuka hari ini.
"Allhamdulillah perasaan saya lega, saya S1 mendapatkan beasiswa namun bukan dari Pemprov Jatim, S2 saya membiayai kuliah sendiri di Unisma dan S3 saya mendapatkan beasiswa dari Pemprov Jatim secara penuh. Terima kasih ibu Gubernur semoga banyak kesempatan beasiswa diberikan kepada santri maupun guru guru di Ponpes di Jatim," tutupnya.
Diketahui, sidang terbuka program doktor Pendidikan Agama Islam ini dihadiri oleh berbagai tokoh akademik, pejabat pemerintah, serta mahasiswa dan masyarakat umum yang sangat antusias untuk mendalami kajian mengenai multikulturalisme dan peran pendidikan Islam dalam mewujudkan masyarakat yang plural. (dev/mar)