
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menggelar standarisasi Kompetensi Imam dan Hotib Jumat angkatan ke-10, di lantai 10 Aula Syaikhona Kholil, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Sabtu (10/5/2025).
Ketua LD PBNU, Abdullah Syamsul Arifin, mengatakan bahwa pelaksanaan penyelenggaraan standarirasi kompetensi dilakukan secara kebetulan, bukan disengaja.
“Maksud dan tujuan di selenggarakan standarisasi kompotensi imam dan hotib Jumat ini dalam rangka memberikan jaminan kepada masyarakat Indonesia, mereka memiliki kemampuan, kopetensi untuk menjadi imam dan hotib jumat,” kata Gus Aab, sapaan akrab Ketua LD PBNU.
BACA JUGA:
“Peserta yang ikut kegiatan ini akan diasah lagi kemampuannya, memperkaya keilmuan para imam dan hotib jumat, dan ini diikuti 4 kabupaten di Madura,” imbuhnya.
Gus Aab melanjutkan, standarisasi penting bagi para pendakwah atau dai, agar apa yang di sampaikan tidak mengandung caci maki, adu domba, dan marah-marah.
“Hujjah-hujjah-nya yang di sampaikan para imam dan hotib jumat itu mampu menyejukkan, santun, ramah, bukan marah-marah," tutur Pengasuh Pondok Darul Arifin Jember itu.
Sehingga, kata Gus Aab, para dai memiliki bahasa yang halus, menyenangkan, sejuk, dan indah.
"Mengajak, bukan mengejek, membina bukan menghina, membela bukan mencela," jelasnya.
Selain itu, Gus Aab mengatakan bahwa para imam dan hotib perlu memperdalam ilmu publik speaking dan terus mengasah kemampuannya dengan meningkatkan literasi, terlebih di era media sosial (medsos).
Gus Aab berpendapat, perlunya standar dan kompetensi bagi para pendakwah kalangan NU.
Sementara, Rektor UTM, Safi, mengucapkan terima kasih kepada LD PBNU, yang telah mempercayai UTM sebagai tuan rumah atas pelaksanaan standarisasi kompetensi imam dan hotib jumat.
“Ini sebagai bentuk kepercayaan dan pengharagaan kepada UTM," ungkap Safi.
Safi setuju dengan pendapat Gus Aab, menurutnya, standarisasi komptensi imam dan hotim di era saat ini sangatlah penting.
“UTM sebagai kampus yang ada Fakultas Keislaman, ikut bertanggung jawab dalam rangka standarisasi imam dan hotib Jumat, memiliki tanggung jawab dalam rangka menjaga persatuan, kerukunan, serta persatuan, dan kesatuan. Karena masih ada para penceramah yang dalam cerahmnya masih terselib kata kata yang mengandung ujaran kebencian," tutupnya. (uzi/msn)