SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kota Surabaya dikenal memiliki banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti taman kota, taman di perumahan, jalur hijau, hingga pedestrian. Tentu saja, peran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, masih dirasa kurang dalam melestarikan serta menjaga kelestarian RTH Tersebut.
Pengenalan terhadap lingkungan yang dimulai sejak pendidikan dasar, menjadi modal bagi generasi mendatang dalam menjaga kelestarian seluruh RTH yang ada di kota surabaya. Pemkot Surabaya melalui sekolah Adiwiyata, telah mendorong terciptanya pengetahuan serta kesadaran seluruh warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Dalam tingkatan selanjutnya, Pemkot Surabaya sebagai pioner dalam pelaksanaan Eco Campus diharapkan mampu mengajak kembali para pelestari lingkungan dalam tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Ditemui di ruangan kerjanya, Jum'at (9/10), Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi menjelaskan, posisi kampus dinilai sangat potensial dalam pelestarian lingkungan hidup. Para mahasiswa diandalkan untuk menjadi penerus pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
“Para mahasiswa diyakini ke depan akan menjadi pengambil kebijakan baik di tingkat pemerintahan atau perusahaan. Karenanya, melalui Eco Campus, para mahasiswa yang memiliki pandangan jauh ke depan, diharapkan mampu menerapkan apa yang dipelajari sekarang untuk masa mendatang,” tegas Musdiq.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Selain itu, tambahnya, di beberapa kampus juga telah dilengkapi dengan fasilitas berupa pusat studi penelitian. Jadi, melalui eco campus, dan dengan diimbangi ketersediaan perlengkapan penelitan, diharapkan mahasiswa ini nantinya menjadi penemu di bidang lingkungan hidup.
Kini, masalah lingkungan hidup tidak selalu tentang tanaman, kualitas air dan udara. Banyaknya jurusan di lingkungan universitas diharapkan juga menjadi aspek pendukung dalam penentuan standart lingkungan kedepannya. “Jika di jurusan aristektur, mahasiswa mampu membuat bangunan ramah lingkungan. Jika di jurusan teknik mesin, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan mesin ramah lingkungan,” imbuhnya.
Jika penilaian Eco Campus tahun ini masih sekitar kebersihan lingkungan, cara kampus mengurangi sampah, hingga pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Maka, Eco Campus ke depan diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan, dan energi terbarukan.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
“Beberapa kampus mungkin ada yang telah bermitra dengan masyarakat sekitar terkait ketahanan pangan, seperti pelatihan menanam dengan teknik hidroponik. Selain itu, Eco Campus kedepan juga diharapkan mampu menemukan teknologi energi alternatif,” imbuh Musdiq.
BLH Kota Surabaya juga mengadakan kerjasama dengan beberapa stakeholder partisipan Eco Campus dalam usaha pelestarian lingkungan. Baik sebagai narasumber di acara Adiwiyata, diskusi lingkungan, hingga penelitian lingkungan. “Jadi, para partisipan eco campus, tak hanya berhenti di sana. Mereka kami ajak dalam setiap kegiatan BLH, mulai dari menjadi narasumber, hingga melakukan penelitian,” imbuh Musdiq.
Musdiq juga berharap, kedepan partisipan Eco Campus mampu bertambah tiap tahunnya. Ia merasa, beberapa kampus telah memenuhi kriteria dalam penilian Eco Campus, namun tidak kunjung mendaftar. Acara yang digelar setiap bulan Maret ini, diharapkan mampu melahirkan kampus-kampus penemu teknologi baru, khususnya di bidang lingkungan hidup. (yul/rev)
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News