Banyak Aduan di Posko SPMB Kota Malang, Kesalahan Titik Domisili Jadi Keluhan Dominan

Banyak Aduan di Posko SPMB Kota Malang, Kesalahan Titik Domisili Jadi Keluhan Dominan Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana.

MALANG, BANGSAONLINE.com - Sejak dibuka pada 10 Juni 2025, Posko Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang telah menerima berbagai aduan dari wali murid. 

Dari sekian banyak masalah yang muncul, kesalahan dalam penentuan titik jarak domisili menjadi keluhan paling dominan, terutama bagi peserta yang mendaftar melalui jalur zonasi.

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menjelaskan bahwa posko ini sengaja dibuka untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan dalam proses pendaftaran daring, baik di posko pusat maupun di masing-masing sekolah.

"Banyak sekali permasalahan yang dialami wali murid. Tapi yang paling sering kami temukan adalah kesalahan penentuan titik jarak domisili, terutama bagi mereka yang mendaftar melalui jalur zonasi," ujarnya, Senin (16/6/2025).

Ia mengungkapkan, beberapa orang tua sengaja menentukan lokasi domisili lebih dekat dengan sekolah tujuan, meskipun alamat sebenarnya berada lebih jauh.

"Terkadang, masyarakat ini menitik jaraknya, misalnya rumah saya di RW 10 RT 3, tetapi malah dititikkan di RW 5 karena merasa lebih dekat. Ini yang kami temukan," katanya.

Beruntung, Disdikbud Kota Malang telah menyiapkan tim verifikator yang bertugas memastikan keakuratan data. Jika ditemukan ketidaksesuaian, sistem akan otomatis melakukan suspend terhadap pendaftar.

"Alhamdulillah, tim kami ada verifikasi. Dengan verifikasi ini, kesalahan akan terdeteksi dan otomatis berstatus suspend. Meski demikian, ada juga yang tetap mencoba menitik di lokasi yang sama meskipun sudah di-suspend," kata Suwarjana.

Meski sudah ada sistem verifikasi, ia mengakui masih ada celah yang mungkin lolos pemeriksaan. Namun, pihaknya memastikan bahwa jika ketidaksesuaian ditemukan setelah proses seleksi ditutup, maka pendaftar akan langsung didiskualifikasi.

"Contohnya hari ini, kami juga mendiskualifikasi peserta karena ketahuannya setelah sistem kami tutup. Tidak mungkin kami mengubah sistem yang sudah ada karena akan merusak integritas," tuturnya.

Selain masalah domisili, masih banyak wali murid yang belum sepenuhnya memahami proses pendaftaran daring, mulai dari pembuatan akun hingga pengisian data. Oleh karena itu, operator di Posko SPMB terus siaga membantu masyarakat yang mengalami kesulitan teknis.

"Untuk kendala teknis seperti server atau jaringan, Alhamdulillah semua aman. Kami sudah melakukan uji coba sebelumnya, jadi semua berjalan lancar," ucap Suwarjana. (dad/mar)