Curi Motor di Surabaya, Residivis Asal Sidoarjo Ditangkap Usai Dikejar Polisi dan Warga

Curi Motor di Surabaya, Residivis Asal Sidoarjo Ditangkap Usai Dikejar Polisi dan Warga Pelaku saat diamankan petugas dari Polsek Gubeng.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang pria berinisial HP (33), warga Jalan Raden Patah, Gedangan, Sidoarjo, ditangkap Unit Reskrim Polsek Gubeng setelah nekat mencuri sepeda motor di sekitar Lapangan Hokky, Jalan Dharmawangsa pada Sabtu (21/6/2025) sekira pukul 17.00 WIB.

Penangkapan dilakukan tepat di lampu merah Jalan Dharmawangsa, hanya 20 meter dari lokasi kejadian. Pelaku yang merupakan bapak 2 anak itu tertangkap saat mencoba melarikan motor curian jenis Honda Scoopy nopol L 3350 RK.

Kanit Reskrim Polsek Gubeng, Ipda Dwi Santuso, membenarkan penangkapan tersebut.

“Penangkapan kepada pelaku hasil dari anggota reskrim yang pada saat itu sedang kring serse di sekitaran Lapangan Hokky depan RSUD Soetomo,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (7/7/2025).

Menurut dia, pelaku beraksi seorang diri dan menyasar motor yang terparkir dengan kunci masih menempel.

“Jadi pelaku ini mencuri motor seorang diri dan target yang dicuri adalah motor terparkir di jalan raya dengan posisi kunci kontaknya nempel. Dan pemilik motor sedang membeli nasi goreng,” tuturnya.

Melihat kunci masih menempel, pelaku langsung menyalakan mesin dan membawa kabur motor dalam hitungan detik. Namun, korban yang menyadari motornya dicuri langsung berteriak dan mengejar. Teriakan itu menarik perhatian anggota opsnal Reskrim Polsek Gubeng yang sedang berada di lokasi.

“Anggota reskrim mengejar dan pelaku berhasil dihentikan di kemacetan menuju traffic light Jl. Dharmawangsa,” kata Dwi.

Dari hasil pemeriksaan, HP mengaku telah melakukan enam aksi kejahatan di beberapa kota, termasuk Situbondo, Sidoarjo, dan Surabaya.

“Jadi pelaku ini ternyata sudah melakukan aksi mulai jambret kalung emas dan tas di wilayah Waru dan Taman, Sidoarjo. Bukan hanya itu, aksi tipu gelap juga dilakukan di Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, dan Surabaya. Dan untuk aksi terakhir curanmor di Gubeng, pelaku apes,” urai Dwi.

Pelaku juga mengaku bahwa hasil kejahatannya dijual di Madura dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Istri saya bekerja dan saya juga bekerja sebagai kernet, namun jarang bekerja karena menjadi kernet gajinya sedikit. Hasil penjualan motor curian cukup lumayan banyak, bisa untuk makan satu bulan,” akunya. (rus/mar)