BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Petani tembakau di Bojonegoro, Jawa Timur mulai panen raya, bahkan sebagian daunnya sudah habis dipetik. Namun, petani mengaku jika harga tembakau tahun ini benar-benar murah. Pemicunya, kualitas tembakau jelek dan pabrikan tak menyerap banyak tembakau petani.
Petani yang sudah melakukan petikan terakhir itu seperti di Desa Sembunglor, Kecamatan Baureno, Bojonegoro. Tembakau yang selesai dipanen langsung dirajang sendiri dan dijual kepada pabrikan.
Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen
Salah seorang petani tembakau, Kasdi mengatakan, tanam tembakau itu dilakukan pada Juni lalu. Karena kemarau panjang ditambah bulan puasa, para petani memilih untuk menyiram tembakau pada malam hari.
“Sekarang harga jualnya tidak sesuai. Kalau kualitasnya tidak bagus juga dibeli dengan harga rendah,” ujarnya.
Jika kualitas tembakau bagus dibeli oleh pabrikan dengan harga Rp17.000 perkilo gramnya, sedangkan jika tidak masuk spesifikasi maka hanya dibeli dengan harga Rp5.000 /kilogram.
Baca Juga: Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT
“Kebutuhan pabrikan sekarang mungkin lebih dikurangi,” tambahnya.
Sementara, berdasarkan data dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) areal tanam tembakau Virginia di Bojonegoro pada musim kemarau tahun ini seluas 44.000 hektare tersebar di beberapa kecamatan di antaranya Kepohbaru, Sugihwaras, Kedungadem, Ngasem, Malo, Sumberejo dan Baureno.
Sedangkan, untuk luasan areal tanaman tembakau jenis jawa luasan tanamnya mencapai 2.300 hektar. Semua lahan tembakau yang tersebar dibeberapa kecamatan itu kini sudah mulai panen. Sementara itu, Dishutbun Kabupaten Bojonegoro mengakui harga daun tembakau basah dan rajangan pada musim kemarau tahun ini menurun.
Baca Juga: Tolak RPP Kesehatan, Ratusan Petani Tembakau di Pamekasan Tanda Tangani Petisi
Penyebabnya, kualitas daun tembakau pada musim tanam kali ini kurang bagus. Selain itu, pabrikan juga menerapkan standar tertentu dalam penyerapan daun tembakau rajangan dari petani.
Kepala Bidang Perkebunan, Dishutbun Kabupaten Bojonegoro, Khoirul Insan, mengakui memang banyak petani mengeluhkan jebloknya harga daun tembakau basah maupun tembakau kering rajangan. “Hanya ada beberapa pabrikan rokok yang mengambil tembakau dari petani,” ujarnya.
Menurut dia, gudang pabrikan rokok yang mengambil daun tembakau dari petani di Bojonegoro yaitu gudang PT Djarum di Kapas dan Baureno serta gudang pabrik rokok PT Sadana di Padangan. Daun tembakau yang dibeli oleh gudang PT Djarum harganya masih tinggi yakni sekitar Rp24.000 sampai Rp25.000 /kilogram. Sedangkan, daun tembakau rajangan yang dibeli pabrik rokok PT Sadana sekitar Rp21.000 sampai Rp31.000 /kilogram.
Baca Juga: Pemkab Situbondo Perbaiki Ruas Jalan Widoro Payung-Sumbermalang, Warga Senang
Sementara, harga jual tembakau krosok di kisaran Rp24.000 sampai Rp28.000 /kilogram. Akan tetapi, daun tembakau yang tidak bisa diserap pabrikan itu harganya jeblok. Harga daun tembakau itu akhirnya banyak dibeli oleh para tengkulak dari luar daerah Bojonegoro. Harga beli daun tembakau itu pun jeblok hanya di kisaran Rp6.000 sampai Rp13.000 /kilogram. (nur/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News