KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Namanya Ani Kasanah (16). Selintas memang namanya seperti perempuan, dan sekolah pun mengenakan jilbab. Namun, warga Dusun Tanggul, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ini, perlahan baru menyadari, dia lebih sreg menjadi remaja laki-laki. Maka, tampilan tanpa jilbab pun seperti cowok ABG. Tubuhnya tinggi dan potongan rambutnya pendek.
Ini derita Ani. Sebab dia dilahirkan berkelamin ganda (hermafrodit). "Kalau saya tidur, kerap saya merasakan kesakitan di bagian kelamin saya," kata Ani, kepada wartawan.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Dia menjelaskan, kelamin laki-laki berada di bagian atas kelamin perempuan. Namun kalau kencing hanya kemaluan wanita saja yang mengeluarkan air kencing.
Karena dinilai 'berkelamin campuran' ini, dia kerap dikucilkan. Ani yang 'diplot' menjadi perempuan oleh orangtuanya, diberi rok sejak bayi hingga SMP. Tapi, dia diejek terus. Ani yang berdandan seperti cewek, dengan mengenakan jilbab, diolok-olok agar melepas jilbabnya. Itu karena kepribadiannya seperti layaknya cowok.
Ani yang bersekolah di SMPN 2 Semen itu mengaku kerap menangis karena malu berkelamin ganda. “Temen-temen suka ngejek dengan mengatakan laki apa perempuan, karena saya saat sekolah memakai pakaian wanita dan berjilbab. Namun sifat saya yang kelelakian tak bisa hilang,” ungkap Ani dengan menunduk malu.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Hingga usia ke-16 tahun ini, Ani belum pernah mengalami haid. Postur tubuhnya juga seperti seorang laki-laki. Itu sebabnya, dia ingin menjadi seorang cowok. Kami mendukung keinginannya. Tetapi kondisi kehidupan kami tidak memungkinkan membawanya ke rumah sakit untuk operasi," keluh Tutik, orangtua Ani.
Tutik menyeritakan, kelainan yang dialami anaknya diketahui sejak lahir. Ani lahir melalui operasi caesar di RSUD Kabupaten Kediri. "Saya mengetahui adanya kelainan itu setelah membersihkan bayinya yang baru lahir. Saat itu saya sangat terkejut dengan kondisi kelaminnya," cerita Tutik sambil membawa foto Ani yang berdandan layaknya cewek.
Seiring berjalannya waktu, Ani semakin tumbuh besar. Ia menunjukkan ciri-ciri sebagai seorang laki-laki. Namun demikian, orang tuanya belum berani mencarikan akte kelahiran. Mengingat, ada dua kelamin yang dimiliki, dan Tutik belum dapat memutuskan jenis kelamin anaknya.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
Sementara orang tuanya hanya mampu pasrah melihat kondisi malang anaknya. Mereka kesulitan dana. Sedangkan Ani merasa semakin tidak nyaman dengan kondisi yang dialaminya. Ia berkeinginan menjadi seorang pria.
Hingga kini belum ada bantuan yang datang agar dirinya bisa beroperasi. Pihak sekolah sendiri hanya bisa membantu membiayai transportasi ke Surabaya, untuk operasi kelamin. Namun untuk biaya lainnya, diminta menanggung sendiri. “Kalau ada yang membantu (biaya operasi kelamin), saya ingin jadi laki-laki,” katanya. (jat/len/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News