SURABAYA, BANGSAONLINE.com - PT. Ultra Prima Abadi (UPA) yang memproduksi permen Rainbow bertuliskan Yaowo, akhirnya memusnahkannya puluhan ribu permen yang meresahkan umat muslim tersebut dengan cara membakarnya di halaman belakang kantor PT UPA di Jl. Raya Panjang Jiwo Surabaya, Jumat (24/10).
Sejumlah 28.000 plastik permen dari 2.700 dos permen yang dibakar adalah hasil penarikan dari sejumlah toko modern di Surabaya hingga Sidoarjo. Plastik kemasan yang akan digunakan sebagai bungkus permen juga ikut dibakar.
Baca Juga: Ditreskrimum Polda Jatim Ringkus Spesialis Curanmor
Dalam kemasan permen Rainbow yang dimusnahkan, ternyata bukan hanya bertuliskan bahasa gaul Yaowo yang berarti Ya Allah saja. Namun ada juga tulisan bahasa gaul lain seperti Astajab, yang berarti Astaghfirullahal Adzim.
Pembakaran dan pemusnahan ini disaksikan oleh tokoh masyarakat, Moh Hasan Ubaidillah, Wakil Sekretaris PWNU Jatim, MUI Jatim, dan Kapolsek Tenggilis Mejoyo, Kompol Dwi Heri.
Perwakilan PT. Ultra Prima Abadi, Yuna Eka Kristina selaku Head of Corporate and Marketing Communications menjelaskan, total sudah ada 2700 karton permen Rainbow yang sudah ditarik.
Baca Juga: Subdit Jatanras Polda Jatim Tangkap Pelaku Penembakan di Tol, Begini Pengakuan Tersangka
"Kami menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya bila tanpa sengaja telah menyinggung beberapa pihak akibat penulisan kaya Ya Allah menjadi Yaowo pada kemasan permen Rainbow," ujarnya, di sela pemusnahan.
Selama wawancara, Yuna Eka Kristin masih bersikukuh tidak ada unsur kesengajaan dan niatan untuk menyinggung pihak tertentu. Meskipun pihaknya mengetahui bahwa bahasa gaul tersebut diambil dari nama suci agama Islam.
"Dari pihak marketing atau pemasaran kami, memakai kata-kata gaul hanya untuk mengkomunikasikan brand permen Rainbow kepada kalangan muda yang merupakan target market," tandasnya.
Baca Juga: Polda Jatim Ringkus Penjual Bubuk Petasan, 231 Kg Bahan Peledak Diamankan
Di sela-sela pemusnahan, Moh. Hasan Ubaidillah, Wakil Sekretaris PWNU Jatim menyatakan, dari pihak perusahaan PT. UPA sudah melayangkan surat permintaan maaf kepada PWNU Jatim atas kata-kata dari kemasan permen yang dianggap melecehkan.
"Kami telah menerima surat dari pihak perusahaan, di mana yang dilakukan tidak ada unsur kesengajaan. Mereka tidak tahu jika hal itu bisa melukai pihak tertentu," ujar Hasan.
Saat ditanyakan lebih lanjut apakah kasus ini bisa dibawa ke jalur hukum? Menurut Hasan, "Jika sudah ada permintaan maaf dan memang tidak sengaja, serta ada itikad baik untuk menarik, maka cukup saling memaafkan," dalihnya.
Baca Juga: Polda Jatim Ungkap Kasus Hoax di Banyuwangi
"Namun bila ada bukti penunjang bahwa dari pihak perusahaan secara sengaja mengambil kata-kata suci agama yang dipelesetkan untuk kepentingan golongan atau pribadi, maka kita akan laporkan ke pihak yang berwajib," paparnya.
Moh. Hasan Ubaidillah juga berpesan, agar lebih berhati-hati dalam penggunaan kata-kata suci seperti Ya Allah. "Di beberapa daerah, memang ada pengucapan kata-kata suci yang berubah. Seperti di Madura. Astaghfirullah jadi Poralah. Itu sudah biasa di sana," pungkasnya.
Moh Hasan Ubaidillah menambahkan, bahwa pada Selasa (27/10) yang akan datang, pihak kantor pusat perusahaan tersebut dari Jakarta akan melakukan klarifikasi ke PWNU Jatim.
Baca Juga: Polda Jatim Ungkap Produsen Kosmetik Palsu
Namun, lanjut Hasan, pihaknya masih akan melakukan kroscek apakah ada unsur kesengajaan atau tidak yang dilakukan oleh pihak perusahaan. "Untuk saat ini, kasus belum selesai dan akan kita klarifikasi, Selasa mendatang," tutup Hasan. (yan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News