
BANGSAONLINE.com - Tindak pidana terus menjadi tantangan serius bagi stabilitas sosial dan keamanan masyarakat.
Setiap hari, masyarakat Indonesia dihadapkan pada berbagai bentuk pelanggaran hukum, mulai dari pelanggaran ringan hingga kejahatan berat yang berdampak langsung terhadap individu maupun lingkungan sosial.
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis tahun lalu, berdasarkan laporan kepolisian daerah, ada 584.991 kasus tindak pidana terjadi di seluruh Indonesia.
Adapun 5 provinsi dengan jumlah tindak pidana tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 87.426 kasus, diikuti oleh Jawa Timur sebanyak 66.741 kasus, Sumatera Utara dengan 62.278 kasus, Jawa Barat sebanyak 45.694 kasus, dan Jawa Tengah dengan 42.304 kasus.
Dominasi Pulau Jawa sangat terlihat, dengan total 242.165 kasus atau hampir separuh dari seluruh tindak pidana yang tercatat secara nasional.
Sementara itu, provinsi dengan tingkat tindak pidana terendah adalah Kalimantan Utara dengan 1.701 kasus, disusul oleh Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 2.211 kasus, dan Maluku Utara dengan 2.334 kasus.
Ketimpangan ini mencerminkan perbedaan signifikan dalam tingkat kriminalitas antarwilayah, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, aktivitas ekonomi, dan dinamika sosial setiap daerah.
Data itu menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk terus memperkuat sistem hukum, memperluas edukasi hukum, serta meningkatkan kesejahteraan sosial guna menekan angka kriminalitas di seluruh wilayah Indonesia. (rom)