
MALANG,BANGSAONLINE.com - Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang) bersiap menjadi panggung besar kreativitas Indonesia.
Dimulai tanggal 6 hingga 10 November 2025, tiga wilayah ini akan bertransformasi menjadi ruang bersama bagi gagasan, karya, dan kolaborasi lewat Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025.
Hadir dengan tema 'Nusantaraya – Senyawa Malang Raya, Menuju Jawa Timur Creative Province'.
Sebuah tema yang bukan sekadar slogan, melainkan pernyataan: bahwa kekuatan kreativitas bisa menyatukan kota, desa, dan masyarakat, lalu menggerakkan Jawa Timur menuju provinsi kreatif pertama di Indonesia.
Festival akan dimulai di Kota Batu. Di sanalah Selecta Living Museum diluncurkan, sebuah ikon lama yang diberi napas baru. Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan optimismenya.
Baginya, kolaborasi lintas kota inilah yang akan menjadi penopang utama lahirnya ekosistem kreatif berkelas dunia.
Batu sendiri semakin percaya diri melangkah menuju City of Gastronomy, mengandalkan kekayaan kuliner dan alam sebagai penopang ekonomi warganya.
Keesokan harinya, kota wisata itu kembali ramai dengan tur agro-kreatif dan pameran produk lokal.
Lebih dari sekadar pameran, acara ini adalah etalase bagi UMKM, pengrajin, hingga brand kreatif muda yang tengah tumbuh.
Alan Wahyu Hafiludin dari Batu Creative Hub menyebut, Batu punya kekuatan mengubah potensi alam dan budaya menjadi narasi global. Ini tentang memberi makna baru pada kearifan lokal.
Dari Batu, estafet festival beralih ke Kota Malang. Di Malang Creative Center (MCC), para pegiat seni, teknologi, dan akademisi akan bertemu dalam konferensi internasional bertajuk Future Creative Ecosystem: AI, Media Art, and Digital Humanity.
Dunia digital, kecerdasan buatan, dan seni media akan dipertemukan dalam diskusi, memberi gambaran bagaimana masa depan ekosistem kreatif terbentuk.
Kota pendidikan ini juga kembali menghidupkan Festival Mbois, yang tahun ini tampil lebih eksperimental. Seni instalasi, musik, hingga karya digital berbaur dengan showcase komunitas.
Dadik Wahyu Chang dari Malang Creative Fusion menyebut kota ini sebagai “laboratorium ide” tempat seni, teknologi, dan komunitas berkelindan.
Perjalanan kemudian mencapai puncaknya di Kabupaten Malang. Boon Pring disulap menjadi Bamboo Living Museum, KEK Singhasari jadi etalase startup teknologi, sementara salah satu candi kuno dijadikan panggung seni dengan nuansa spiritual.
Koordinator Kalangan dari Kabupaten Malang, Boim, menekankan bahwa kreativitas di Kabupaten Malang tumbuh dari akar budaya sehari-hari.
“Kabupaten Malang adalah tanah budaya, ruang di mana tradisi hidup berdampingan dengan kreativitas baru. Malang City of Culture lahir dari semangat masyarakatnya dari pasar, kampung, dan ruang publik desa. Di sini, kreativitas tumbuh dari bawah dan menjelma menjadi gerakan Desa Kreatif.” ujarnya
Malam penghargaan ICCF Awarding Night menjadi penutup festival. Sejalan dengan peringatan Hari Pahlawan, para pelaku ekonomi kreatif dipandang sebagai pahlawan masa kini. Mereka berjuang dengan ide, bukan senjata; dengan inovasi, bukan kekerasan.
Ketua ICCN, TB. Fiki C. Satari, menegaskan bahwa ICCF 2025 bukan sekadar forum silaturahmi dan perayaan nasional komunitas kreatif Indonesia, melainkan simbol konsolidasi civil society untuk mendukung pemerintah dalam membangun bangsa menuju Indonesia Emas.
Gerakan ini menegaskan peran jejaring masyarakat yang mandiri dengan kreativitas sebagai energi utama.
“Kreativitas adalah energi bangsa. Dari Malang Raya, kita rayakan keberagaman dan bergerak menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Sementara itu, Ketua OC ICCF 2025, Sam Vicky Arief H., menegaskan bahwa ICCF bukan sekadar festival, tetapi sebuah pergerakan besar.
“Dari Malang Raya kita buktikan, Kota Batu dengan potensi gastronomi, Kota Malang dengan media art, dan Kabupaten Malang dengan kekuatan budayanya, bersenyawa mendorong Jawa Timur Creative Province.” terangnya
Menurutnya, Senyawa Malang Raya adalah representasi model pembangunan berbasis kreativitas. Kolaboratif, partisipatif, dan berorientasi pada kemajuan bersama. (dad/van)