Khofifah Pimpin Misi Dagang dan Inventarisasi di Singapura, Transaksi Tembus Rp4.163 T

Khofifah Pimpin Misi Dagang dan Inventarisasi di Singapura, Transaksi Tembus Rp4.163 T Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (kanan) saat gelaran Misi Dagang dan Investasi atau East Java Trade and Investment Forum 2025. (Ist)

“Berbagai upaya kita ikhtiarkan baik melalui penguatan kerja sama dengan Negara Mitra termasuk Singapura, maupun meningkatkan daya saing produk unggulan dalam negeri,” imbuhnya.

Beberapa potensi komoditi yang ditransaksikan pada misi dagang kali ini antara lain dari produk pertanian seperti aneka keripik, gula aren, minuman herbal, coklat, rempah – rempah, beras porang, tembakau, rokok, kopi, buah (frozen dan puree), tepung, gula kristal rafinasi, bumbu penyedap, edamame, mukimame, ubi, terong, edatsuki, okra, goya, dan buncis.

Kemudian dari produk perikanan antara lain ikan kaleng, ikan segar, ikan beku, dan olahan ikan. Produk peternakan yaitu DOC layer. Dan dari multi produk seperti sepeda, bioteknologi, rumput laut, bubuk agar, parfum, skin care, kertas toilet, tisu, aplikasi layanan digital, fashion ecoprint, kemasan rokok, perdagangan karbon.

Di sisi lain Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menjelaskan pertumbuhan ekonomi Jatim yang solid tidak hanya ditopang oleh sektor industri dan perdagangan, tetapi juga oleh kekuatan sektor riil berbasis sumber daya alam. Salah satunya potensi besar pada sektor agro, yang mencakup pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan.

“Potensi besar inilah yang menempatkan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional sekaligus membuka peluang kolaborasi strategis dengan berbagai mitra internasional, termasuk Singapura,” ucapnya.

Peningkatan kinerja ekonomi juga tercermin dari tumbuhnya kinerja ekspor. Jatim berperan signifikan terhadap kinerja ekspor nasional dengan kontribusi sebesar 10,58% pada Januari-September 2025 dan menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap kinerja ekspor nasional.

Lebih lanjut, nilai ekspor Jatim pada periode tersebut mencapai USD 22,91 Miliar, dengan ekspor nonmigas sebesar USD 22,45 Miliar. Ekspor nonmigas tercatat masih menjadi kontributor utama terhadap total kinerja ekspor, bahkan mencapai 97,98% dari total ekspor pada September 2025. Oleh karena itu, berbagai upaya dan stimulus untuk meningkatkan kinerja ekspor nonmigas menjadi prioritas Pemprov Jatim.

“Komoditas unggulan ekspor Jawa Timur ke Singapura meliputi perhiasan/ permata, tembakau, berbagai produk kimia, mesin/pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, kakao/coklat, produk industri farmasi, ikan dan udang, kayu, barang dari kayu, serta kertas/karton,” terangnya.

Sementara itu, komoditas impor Jatim dari Singapura yaitu perhiasan/permata, plastik/barang dari plastik, bahan kimia organik, berbagai produk kimia, produk industri farmasi, mesin/pesawat mekanik, minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian, sabun dan preparat pembersih, timah, serta berbagai makanan olahan.

Khofifah menyebut, hubungan dagang antara Jatim dengan Singapura memiliki potensi besar untuk terus ditingkatkan seiring terbukanya informasi serta peluang pasar yang dapat dieksplorasi secara lebih luas melalui berbagai media.

Bagi pelaku usaha, kondisi ini tidak hanya menghadirkan peluang, tetapi juga tantangan akibat semakin ketatnya persaingan.

“Mari kita manfaatkan kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur dengan Singapura ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga, mampu membuka peluang baru, meningkatkan volume perdagangan, dan memperkuat jaringan bisnis antara Jawa Timur dan Singapura,” ajaknya.

Di kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan 4 komitmen transaksi perdagangan antara pelaku usaha Jatim dengan pelaku usaha Singapura yang disaksikan oleh Gubernur Khofifah. Yaitu CV. Miracle Agro Spices dengan Openwave Computing Singapore Pte. Ltd., Mitra Tani dengan Dio Yago Trading, PT. Pratama Spices Indonesia dengan Whizmeal Pte. Ltd., PT. Charoen Pokphand Jaya Farm dengan N&N Agriculture Pte Ltd. (dev/msn)