Ingin Jadi Sastrawan, Santri Amanatul Ummah Surabaya Raih Medali Emas dalam Olimpiade Sains Nasional

Ingin Jadi Sastrawan, Santri Amanatul Ummah Surabaya Raih Medali Emas dalam Olimpiade Sains Nasional Achmad Misbachul Munir memegang piagam penghargaan yang telah diraihnya. Foto: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya tidak hanya berprestasi secara akademik lolos masuk perguruan tinggi tapi juga juara dalam berbagai olimpiade nasional dan internasional. Salah satunya Achmad Misbachul Munir, siswa SMA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya.

Ia meraih juara di berbagai mata pelajaran dalam olimpiade sains pelajar nasional. Yaitu mata pelajaran ekonomi, sejarah, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan PKN.

Acara olimpiade sains nasional itu berlangsung pada 14 September 2025 dan 28-30 September 2025. Acara itu diikuti siswa SMA, Aliyah dan SMK.

"Banyak santri Amanatul Ummah berprestasi dan juara nasional maupun internasioanl. Ada yang juara robot di Singapura," kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah kepada BANGSAONLINE, Kamis (4/12/2025).

Kiai Asep mendirikan pesantren Amanatul Ummah di dua tempat Yaitu di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya dan juga di Pacet Mojokerto.

"Yang juara sekarang ini anak Amanatul Ummah Surabaya," tutur putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu.

Begitu juga 11 santri Amanatul Ummah yang berangkat melanjutkan studi ke Mesir. "Sebelas anak Amanatul Ummah Surabaya binaan Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk," tutur Kiai Asep.

Medali yang diraih Achmad Misbachul Munir. Foto: bangsaonline

Menurut Kiai Asep, baik santri Amanatul Ummah Surabaya maupun Pacet sama-sama banyak yang juara.

"Anak Amanatul Ummah Pacet juga banyak yang juara," kata Kiai Asep yang dikenal sebegai kiai miliarder tapi dermawan.

Misbachul Munir menunjukkan medali dan beberapa piagam penghargaan yang diraihnya kepada BANGSAONLINE.com. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ia meraih medali emas. Begitu juga dalam bidang mata pelajaran sejarah. Ia mendapatkan medali emas.

Dalam mata Pelajaran IKN juga mendapat medali emas. Begitu juga dalam mata pelajaran geografi. Sedangkan dalam mata pelajaran bahasa Inggris ia dapat medali perak.

“Ingin jadi sastrawan,” kata Misbachul Munir ketika ditanya cita-citanya.

Ia mengaku suka membaca buku-buku sastra karya novelis muda Tere Leye.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya kembali memberangkatkan para santrinya untuk melanjutkan studi di Mesir. Kali ini sebanyak 11 santri Amanatul Ummah yang bakal belajar di negara piramida itu.

“Sekarang sebanyak 11 santri yang berangkat ke Mesir. Semua beasiswa,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya kepada BANGSAONLINE di kediamannya Jalan Siwalankerto Utara Surabaya Senin (17/11/2025).

Menurut Kiai Asep, 11 santri yang mendapat besiswa ke Mesir itu berada di bawah bimbingan Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk, ulama Mesir yang kini bertugas mengajar di Amanatul ummah Surabaya.

“Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk itu ulama alim dari Universitas Al Azhar Mesir,” ujar putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada 2023 mendapat gelar pahlawan nasional dari Presiden RI.

Menurut Kiai Asep, 11 santri yang akan berangkat ke Mesir itu ada dua jenjang pendidikan. Pertama, santri yang baru lulus Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya.

“Mereka mendapat beasiswa Kedutaan Mesir untuk kuliah di Universitas Al Azhar Mesir,” tutur Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu).

Jumlah mereka sebanyak 6 santri. Mereka adalah:

1. Salwa Salsabila Mutmainah

2. Amalia Bilqis

3. Nabilla Ramadani

4. Alfiyatinnisa Ikaputri Ishaq

5. Imam Muhajirin Fatahillah Emha

6. Ibda Maulana Najib

Kedua, kata Kiai Asep, sebanyak lima santri Amanatul Surabaya yang baru lulus Madrasah Tsanawiyah. Mereka mendapat beasiswa Kedutaan Mesir untuk melanjutkan ke tingkat Madrasah Aliyah atau SMA di Mesir.

Mereka adalah:

1. Aliyah Jihan Maghfiroh

2. Shabrina Athjfa Azalia

3. Nailah Lutfiana Qurani

4. Mohamma Irsyadul Ibad

5. Muhammad Salman Alfarisi

"Kita kan punya mu'adalah sehingga mudah untuk melanjutkan ke Mesir," kata kiai miliarder tapi dermawan itu.

Latar belakang keluarga santri itu bermacam-macam. Sebagian putra guru dan pedagang. Tapi ada juga putri direktur Rumah Sakit.

Mereka juga berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto dan ada juga yang dari Papua.

Cita-cita mereka juga beragam. Ada yang ingin jadi dosen, ulama dan ada juga yang menjadi seorang professional.

Memang banyak sekali santri Amanatul Ummah yang melanjutkan studi di Unviersitas Al Azhar. Sebelumnya sebanyak 28 santri Amanatul Ummah berangkat melanjutkan studi di Unversitas Al Azhar Mesir.

"Sebanyak 28 santri sowan ke Pak Yai Asep sebelum berangkat melanjutkan studi ke Universitas Al Azhar Mesir," kata Muhammad Tabrani, koordinator santri Amanatul Ummah, yang studi ke Mesir kepada BANGSAONLINE.

Berarti tahun 2025 ini sebanyak 39 santri Amanatul Ummah studi di Mesir.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE sebelumnya, sebanyak 1.258 santri dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan perguruan tinggi di luar negeri. Mereka diterima di UI, ITB, ITS, UGM, Unair, Unhan, IPB, UIN, Unej dan perguruan tinggi negeri lainnya.

Selain itu santri Amanatul Ummah juga banyak yang diterima di perguruan tinggi luar negeri seperti di Mesir, Amerika Serikat, Jerman, Australia, Rusia, Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan negara lainnya.

Sebanyak 1.258 santri Amanatul Ummah yang lolos perguruan tinggi negeri dan luar negeri itu dimuat di HARIAN BANGSA edisi 25 Oktober 2025.

Dengan tambahan 11 santri yang berangkat ke Mesir ini berarti total santri Amanatul Ummah yang diterima di perguruan tinggi negeri dan luar negeri pada tahun 2025 sebanyak 1.269 orang.