SIDOARJO, BANGSONLINE.com - Sejumlah kawasan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur diprediksi masih terancam banjir kala musim hujan. Salah satu pemicunya akibat sejumlah muara sungai yang mengalami pendangkalan akibat proses sedimentasi.
Kondisi pendangkalan muara sungai itu terjadi pada empat sungai di Kabupaten Sidoarjo, yakni Kali Buntung Besar, Kali Kepentingan, Kali Alow, dan Kali Jompu.
Baca Juga: Cegah Banjir, TMMD Sidoarjo Tinggikan Jalan Lingkungan
"Di muara laut (muara sungai) terjadi sedimentasi yang lumayan tinggi sehingga ada endapan lumpur hingga 3 meter dari kedalaman sungai 6 meter," cetus Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo, HM Bachruni Aryawan, kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (13/11/2015).
Kondisi pendangkalan muara laut itulah, kata Bachruni, yang menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya penanganan banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Sebab berbicara soal banjir di Sidoarjo, terkait posisi Sidoarjo sebagai daerah delta, sehingga semua aliran air bermuara ke laut. "Dan sebelum ke laut, air tersebut melalui kawasan tambak," beber Bachruni.
Baca Juga: Peduli Warga Terdampak Banjir, PWI Sidoarjo Gelar Baksos
Karena itulah, pihaknya, jlentreh Bachruni, telah melakukan normalisasi saluran tersier kawasan tambak sejak beberapa tahun lalu. Kendati demikian, upaya itu tampaknya belum maksimal karena rencana melakukan normalisasi muara laut belum terlaksana karena usulan melakukan normalisasi, yang diajukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo ke pihak DAS Brantas, belum disetujui.
Bachruni menyebut, usulan menormalisasi muara laut itu telah diajukan pihaknya pada tahun 2014 lalu, namun belum disetujui. Usulan serupa kembali diajukan kepada instansi yang sama, pada tahun 2015 ini, namun ternyata juga belum ada persetujuan.
Dengan kenyataan itulah Bachruni mengakui jika penanganan banjir belum sepenuhnya maksimal karena kondisi pendangkalan muara sungai menyebabkan tidak maksimalnya aliran air yang menuju laut. "Ini (normalisasi muara laut) memang menjadi salah satu prioritas untuk penanganan banjir di Sidoarjo," pungkas Bachruni Aryawan.
Baca Juga: Polsek Tanggulangin Salurkan Bantuan Air Bersih di Desa Terdampak Banjir
Sebelumnya, Penjabat Bupati Sidoarjo H Jonathan Judianto menyayangkan selama ini Pemkab Sidoarjo belum punya masterplan penanganan banjir. Pasalnya, wilayah Sidoarjo merupakan langganan banjir.
Untuk itulah, Jonathan mengaku tahun 2016, Sidoarjo harus sudah punya masterplan penanganan banjir. “Kami menarget tahun 2016 sudah ada masterplan penanganan banjir. Kalau tidak ada masterplannya, penanganan banjir kurang terarah,” ujarnya saat temu Insan Pers di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Rabu (12/11/2015) kemarin.
Masterplan penanganan banjir bukan hanya di Dinas PU Pengairan. Namun, harus melibatkan dinas-dinas lainnya, seperti Dinas PU Bina Marga dan Dinas PU Cipta Karya dan Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan. KloSedangkan koordinator perencanaan tetap berada di Bappekab.
Baca Juga: Tangani Banjir di Sidoarjo, BPBD Jatim Kerahkan Alat Berat
Jonathan juga meminta agar agar Perda Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan (RDRTK) bisa segara diselesaikan dan dijadikan acuan dalam membangun per kecamatan. “Selama saya menjabat Pj Bupati, saya berusaha akan menyelesaikan apa yang bisa dikerjakan,” tandasnya. (sta/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News