Gapura Paduraksa jadi Ikon Baru Kabupaten Lamongan, Pembangunannya Habiskan Anggaran Rp 3,2 Miliar

Gapura Paduraksa jadi Ikon Baru Kabupaten Lamongan, Pembangunannya Habiskan Anggaran Rp 3,2 Miliar MAHAL: Inilah gapura paduraksa yang menghabiskan anggaran Rp 3,2 M itu. foto: BANGSAONLINE

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Lamongan terus menghias wajah kota. Di antaranya membangun tapal batas Paduraksa di Desa Pandan Pancur, perbatasan Gresik-Lamongan.

Bangunan yang menelan anggaran APBD Lamongan sebesar Rp 3,2 miliar tersebut dibentuk mirip tugu Bentar di Bali dan gapura bagian dalam berbentuk paduraksa, seperti yang ada di makam Sunan Sendang Duwur di bukit Amitunon Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Lamongan.

Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK

"Kita memang mengadopsi tugu di makam Sendang Duwur, karena bangunannya berarsitektur tinggi yang menggambarkan perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu," ujar Kepala PU Cipta Karya Lamongan, M. Wahyudi melalui Kabid Kebersihan dan Pertamanan, Sunasdi, Jumat (13/11).

Dikatakan Sunasdi, untuk menyelesaikan bangunan tersebut, Pemerintah Kabupaten Lamongan mengalokasi anggaran pada APBD 2014 sebesar Rp 1,8 miliar dan pada tahun 2015 dialokasikan sebesar Rp 1,4 miliar.

"Dana sebesar itu belum bisa dikatakan sempurna, mungkin tahun depan bisa dianggarkan kembali untuk penyempurnaan taman disekitar lokasi," ujar dia.

Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat

Masih menurut Sunasdi, dengan dibangunnya tugu tapal batas tersebut, diharapkan mampu memberikan citra tersendiri pada pengguna jalan dan masyarakat luar Lamongan. "Setidaknya masyarakat luar akan tahu, kalau memasuki Kota Lamongan yang sudah meraih gelar Kota Adipura Kencana tersebut," ujar dia.

Sementara H. Salam, kontraktor atau pelaksana pembangunan Tapal Batas yang diharapkan mampu menjadi ikon baru Lamongan tersebut ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan kini masih dalam tahap pembangunan di bagian samping atau sayapnya.

"Butuh waktu lama, karena tidak sekedar membuat bangunan tetapi ada unsur seni dan estetika tersendiri dalam pengerjaanya," ujar dia seraya mengatakan bahwa untuk melakukan pengukiran di bagian-bagian tertentu harus dikerjakan orang yang profesional.

Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur

"Tidak hanya karyawan saya sendiri yang mengerjakan, tetapi juga orang orang luar (Jepara) yang profesional dalam hal mengukir," ujar dia lagi.

Dalam mengerjakan proyek tersebut, H. salam mengaku sempat kesulitan soal bahan baku yang digunakan, karena tidak di sembarang daerah ada.

"Kita kesulitan di bahan baku, tapi tidak ada masalah karena semua sudah tercukupi. Tinggal pengerjaan dan penyelesaianya saja," ujarnya sambil menunjukkan bahan yang diukir tersebut tahan panas dan hujan. (lmg1/rev)

Baca Juga: 80 KK di Lamongan Terima Bantuan Program RTLH

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO