Puncak Peringatan HUT Kabupaten Tulungagung ke-810, Gelar Arak-arakan Tumpeng Lanang dan Wadon

Puncak Peringatan HUT Kabupaten Tulungagung ke-810, Gelar Arak-arakan Tumpeng Lanang dan Wadon Prosesi arak-arakan Tumpeng Lanang dan Wadon di halaman Pendopo, yang dihadiri seluruh jajaran Forpimda berbusana Jawa. foto: feri wahyudi/BANGSAONLINE

TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Kemeriahan kegiatan HUT ke-810 Kabupaten Tulungagung sudah dilaksanakan sejak dua bulan lalu, dengan menggelar berbagai even positif. Antara lain menampilkan beragam potensi dan ikon daerah.

Namun puncaknya baru tadi dengan digelarnya Arak-arakan Tumpeng Nasi Kuning lanang dan wadon, yang berada di Halaman Pendopo, Rabu (18/11). Dua tumpeng berukuran besar ini di dalamnya terdapat aneka lauk ayam, sayuran dan buah.

Baca Juga: Langkah Besar Menuju Geopark Nasional: Tulungagung Menanti Pengakuan Dunia

"Iya, semenjak bulan lalu sampai saat ini, pemerintah kabupaten disibukkan kegiatan hari ulang tahun daerah. Saat ini, puncak acara di Pendopo dengan pagelaran arak-arakan tumpeng nasi kuning, dan dihadiri semua pejabat pemkab, dengan mengenakan pakaian adat beratribut kejawen atau Jawa, serta semua elemen masyarakat," ujar Soedarmaji, Kepala Bagian Humas Pemkab Tulungagung.

Acara ini menyedot perhatian ratusan warga untuk datang lokasi, Mereka akhirnya berebut isi gunungan tumpeng Lanang dan Wadon.

Agus Budianto (43), asal Kecamatan Karangrejo mengaku, datang jauh-jauh karena ingin berebut tumpeng. Dia mempercayai, bahwa mengambil isinya dapat membawa berkah tersendiri. "Selain ikut memeriahkan tradisi, saya juga ingin mengambil salah satu sajian tumpeng hasil pertanian. Kami meyakini, kemudian hari akan mendapatkan berkah di bidang pertanian," kata Agus.

Baca Juga: Respons Komisi I DPRD Trenggalek soal Pulau yang Diklaim Pemkab Tulungagung

Usai kegiatan berlangsung, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengatakan, momen rutinan tahunan ini, merupakan bagian terpenting dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Tulungagung.

“Selain dapat berkumpul dan merayakan bersama warga, juga memberi makna sejarah atas kesejahteraan selama ini,” kata dia.

"Ya, tradisi ini dilaksanakan untuk melestarikan budaya mengingat sejarah, warga pun merespon dengan penuh kegembiraan. Selain itu, mengajak warga untuk bersuyukur pada Tuhan yang Maha Esa atas anugerah yang diberikan, karena selalu tercipta suasana aman serta kondusif. Harapan ke depan, saya ingin penganguran bekurang dan masyarakat miskin menurun, sehingga perekonomian daerah meningkat," harap Syahri Mulyo (fer/rev) 

Baca Juga: Gerebek Sayur Meriahkan Ulang Tahun Pertama RSUD Campurdarat dr. Karneni Tulungagung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO