JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Jember mempunyai destinasi wisata unik, yaitu melihat proses pembuatan cerutu. Tepatnya di Pabrik cerutu Boss Image Nusantara (BIN), yang terletak di Desa Jubung, Sukorambe.
Ditambah promosi lewat situs milik BIN bincigar.com, juga melalui situs Dinas Pariwisata Jember, jembertourism.com, gaung BIN mulai mendunia.
Baca Juga: Alasan BPBD Jember Tak Rekomendasikan Pantai Payangan Sebagai Kawasan Berenang
Setidaknya, pabrik yang berupa CV ini, sudah dikunjungi mahasiswa Philipina, dan beberapa berguruan tinggi asal Indonesia. "Jika ada wisman yang datang ke Kantor Dinar Pariwisata, nama BIN pasti disebut, dan disandingkan dengan ke Pantai Pasir Putih Malikan atau Papuma, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, " kata Imam Wahid Wahyudi, Direktur Operasional BIN.
Dia menceritakan keunikan pembuatan cerutu, dibanding pembuatan rokok sigaret. Sigaret diberi racikan saos dan cengkeh, sementara cerutu natural tembakau. Yaitu, mengandalkan racikan perpaduan antar tembakau sendiri. "Misalnya tembakau A dipadukan dengan tembakau B menghasilkan taste tertentu. Jadi secara kesehatan tidak ada adiktif, tidak ada yang ditambahi," kata dia.
Setidaknya, upaya keras BIN adalah sebagai bentuk jawaban kongkret bahwa Jember merupakan kota tembakau. Maka, BIN dibentuk tahun 2011 lalu. ”Ya agak aneh, kota tembakau tapi tidak ada produk tembakau, yang didominasi produk Eropa. Untuk itu, BIN dibangun. Kita coba meningkatkan nilai tembakau di Jember, menjadi lebih tinggi secara brand maupun edit valuenya."
Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
Cerutu asaj Jember ini, mencoba mengepakkan sayap, merambah pasar Eropa. Untuk sementara, permintaan mengalir dari Turki. "Memang nilai ekspornya kecil, tapi kita terus penetrasi pasar eropa dengan melakukan negosiasi di berbagai negara," tandas dia. "Yaitu, pasar Polandia, Jepang, Turki, Moldova," tambah dia.
Setidaknya, di pasar lokal bisa ditemukan di berbagai cafe dan hotel berbintang di Jakarta, Semarang, Surabaya. Uniknya, untuk wilayah Jember dan Bali, baru akan dilaunching.
“Produk besutan kami ada 29 merk, dan yang terkenal adalah cerutu Premium Sigar (Cerutu Top Grade), bahkan kami produksi untuk kelas menengah. Kami bandrol dengan harga Rp 400 - 750 ribu per pack isi 10. Juga kita produksi yang satu pack isi 16 batang. Untuk pasar hotel, kita mengepak yang isi 4 - 5. Kalau beli eceran di Hotel Sheraton Surabaya, dijual sekitar Rp 100 ribuan per batang," tandas dia.
Baca Juga: Tekan Inflasi, Pemkab Jember Gelar Si Rambo
Kenapa sih, cerutu kok mahal? Karena memang prosesnya yang panjang. Setidaknya, ada tiga komponen dalam cerutu, yaitu bagian Filler (Isi), kedua Binder (Pengikat), Wrapper (Pembungkus).
Tata cara membuat cerutu, habis filler di gulung diracik sesuai komposisi yang diinginkan, lalu dibalut, kemudian dipres untuk cerutu besar, selama 24 jam, sampai membentuk sebuah ukuran cerutu yang diinginkan. Setelah itu, dilapisi wrapper (pembungkus), kemudian dimasukkan ke penghangat supaya lem yang masih basah bisa teruapkan, lalu di pendingin supaya penyakit-penyakit yang ada bisa mati.
"Cerutu menghisapnya tak langsung dihisap ke paru-paru laiknya sigaret. Justru taste cerutu begitu nikmat ketika asap berada di lidah."
Baca Juga: Lestarikan Budaya dan Wisata, Pemkab Jember Gelar Lomba Pantun
Saat ini, peracik cerutu di BIN, tak lain adalah pemiliknya sendiri, H Abd Kahar Muzakir, yang posisinya saat ini, sebagai direktur utama.(devi fitri afriyanti/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News