KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Setelah sempat mengalami deflasi pada bulan Oktober lalu, menginjak akhir periode bulan November, perekonomian Kota kediri mengalami inflansi. Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, inflasi perekonomian Kota Kediri mencapai 0,11 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Kediri Frida mengatakan, tercatat pada periode bulan November deflasi di kota Kediri hanya terjadi 2 kali, yakni di tahun 1988 lalu dan tahun ini. Setelah itu, periode selanjutnya selalu mengalami inflansi, secara terus menerus.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Ia menganalisa, Inflansi yang terjadi sekarang ini tidak lepas dari perubahan cuaca sekarang ini, dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga komoditas sayuran khususnya, mengalami kenaikan harga. “Kemungkinan adanya faktor perubahan cuaca yang akhirnya berdampak minimnya stok sayuran dan membuat harga naik,” ujarnya.
Di samping itu, pada periode bulan Desember saat ini, saat momentum natal dan tahun baru, tingkat konsumtif masyarakat mengalami peningkatan.
Jika nantinya harga kebutuhan terus melambung naik, lanjut Frida, Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) kota Kediri, segera menggelar operasi pasar untuk meredam gejolak harga. ”Kalau terjadi lonjakan harga, TPID harus segera menggelar pasar murah, tapi kalau ternyata harga stabil, tidak perlu operasi pasar murah,” ujarnya.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Sementara itu, diketahui komoditas/yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflansi di kota kediri, pada bulan November 2015 di antaranya daging ayam ras/rokok kretek filter, buah papaya, telur ayam ras, sayuran sawi hijau, serta pasir dan komoditas lainya. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News