SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keinginan untuk tetap menegakkan dan terus mempertahankan seni grafis agar tidak semakin terkucilkan, mendorong Bentara Budaya secara aktif memberikan ruang bagi para perupa bereksplorasi dan berekspresi lewat seni grafis. Salah satun upayanya yakni dengan memamerkan karya – karya terbaik hasil kompetisi Internasional Trienale Seni Grafis Indonesia V yang kali ini dipamerkan di Galeri Seni House of Sampoerna (HoS) mulai 04 Desember 2015 – 03 Januari 2016.
Trienale Seni Grafis Indonesia merupakan kompetisi seni grafis tiga tahunan yang diselenggarakan oleh Bentara Budaya. Pertama kali diadakan pada tahun 2003, kompetisi yang terbuka bagi masyarakat umum ini telah memasuki tahun penyelenggaran ke-5.
Baca Juga: Sapa Pekerja Pabrik Sampoerna, Khofifah Komitmen Perjuangkan Kesejahteraan Pekerja dengan DBHCHT
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya diikuti oleh penggrafis Indonesia, untuk tahun ini diputuskan berskala Internasional dengan harapan dapat mengakomodasi kemajemukan tema, kekayaan minat, inspirasi dan gagasan. Berbagai kategori teknik yang digunakan dalam kompetisi kali ini mengedepankan karya grafis yang memenuhi sekurangnya empat teknik dasar yaitu cetak tinggi (cukilan kayu, lino), cetak datar (litografi), cetak dalam (etsa, mezzotint, engraving, dry point, collagraphy), dan cetak saring (sablon).
198 pegrafis dengan total 355 karya dari 21 negara ikut serta dalam kompetisi ini dan tersaring 30 karya sebagai finalis. Dibuka pertama kali di Bentara Budaya Jakarta Oktober lalu, pameran ini selanjutnya diselenggarakan dibeberapa tempat yaitu di Bentara Budaya Yogyakarta, House of Sampoerna Surabaya, kemudian dilanjutkan ke Bentara Budaya Bali dan terakhir akan diselenggarakan di Balai Soedjatmoko Solo.
Adapun pemenang pertama pilihan dewan juri adalah karya Jayanta Naskar asal India yang berjudul “Reinvention of Myself”.
Baca Juga: Kunjungi MPS Trowulan, Pasangan Mubarok Disambut Ribuan Karyawan
Sebelum mengikuti kompetisi ini, Jayanta juga aktif berpameran tunggal maupun bersama di negaranya dan tingkat Internasional di beberapa negara lain, seperti ‘Lessedra World Art Print Annual di Bulgaria, 2nd Penang International Print Exhhibition di Malaysia, Thailand dan Indonesia. Selain Jayanta, dua pemenang terbaik menurut dewan juri jatuh pada karya “Our Whole Life Searching” karya Puritip Suriyapatarapun dari Thailand, dan “Addiction” Muhlis Lugis dari Indonesia.
Ketua Tim Juri Trienale Seni Grafis Indonesia V Aminuddin TH Siregar, kurator & dosen seni rupa ITB, menyatakan bahwa ketiga karya tersebut memang digarap dengan teknik grafis yang baik dan menghadirkan kembali kekhasan garapan seni grafis. Selain itu, terciptanya koherensi antara ketrampilan teknik dan konstruksi tema juga menjadi salah satu parameter penting penilaian.
“Proses dan hasil akhir Kompetisi Internasional Trienale Seni Grafis Indonesia V tahun 2015 ini memberi optimisme kepada kita semua bahwa seni grafis Internasional tetap semarak dan dengan pameran roadshow yang kami jadwalkan ke empat Bentara Budaya di Jakarta, Jogjakarta, Solo dan Bali, serta House of Sampoerna Surabaya, diharapkan akan membuahkan kesadaran dan pengetahuan pada publik di Indonesia dan mancanegara tentang seni grafis mutakhir yang berkualitas dan trend perubahannya ,” ujar Hariadi Saptono, Direktur Eksekutif Bentara Budaya.
Baca Juga: Kembangkan SMA Dharma Wanita 1 Pare, Pemkab Kediri Gandeng Putera Sampoerna Foundation
Selain mengemban misi untuk mewartakan penggalan sejarah yang telah memberi warna dalam perjalanan sejarah seni budaya bangsa, Bentara Budaya yang didirikan oleh Kompas Gramedia ini bertujuan untuk menampung dan mewakili wahana budaya bangsa dari berbagai kalangan, latar belakang dan cakrawala yang berbeda. Kini Bentara Budaya tidak hanya mempresentasikan budaya tanah air namun sering menjadi tempat terselenggaranya acara seni budaya lintas negara.(yan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News