Rusuh Kongres HMI: Gedung Hancur, Kader Senior Minta Kopassus Turun Tangan

Rusuh Kongres HMI: Gedung Hancur, Kader Senior Minta Kopassus Turun Tangan Begini kondisi kekacauan kongres HMI. foto: merdeka

PEKANBARU, BANGSAONLINE.com - Kerusuhan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam () di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Jumat (4/12) dinihari benar-benar menyisakan kerusakan fatal. Terlihat mulai dari kaca gedung hingga kursi serta meja yang ada di dalam ruangan ditinggalkan dalam kondisi memprihatinkan.

Melihat banyaknya fasilitas negara yang dirusak mahasiswa tersebut, pihak Polresta Pekanbaru meminta kegiatan Kongres untuk sementara dihentikan.

Baca Juga: 29.046 Pemilih Pemula Usia 17 Tahun Siap Berpartisipasi pada Pilkada 2024 di Sidoarjo

"Sementara ini kita akan menghentikan pelaksanaan kongres, karena fasilitas negara banyak yang rusak. Selain itu kita juga akan mendata fasilitas negara yang rusak itu untuk dilakukan penyelidikan," ujar Wakapolresta AKBP Sugeng Putut Wicaksono SIK dilansir merdeka.com.

Karena gedung tidak dapat digunakan, Wakapolresta Pekanbaru meminta kepada pemilik barang-barang yang masih ada di dalam ruangan seperti kursi dan meja untuk melakukan pengambilan. Apabila merasa dirugikan dan peminjam tidak bersedia mengganti rugi, maka pemilik diimbau untuk membuat laporan ke Polresta Pekanbaru.

Saat ditanyakan hingga kapan Kongres akan dihentikan, mantan Kapolres Siak ini belum bisa memastikannya. Karena pihaknya terlebih dahulu akan berkordinasi dengan pemerintah.

Baca Juga: HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

"Kita belum bisa memastikannya, tetapi untuk dua hingga tiga hari ke depan Kongres belum bisa dilaksanakan karena fasilitas gedung benar-benar hancur," tutup Putut.

Sejak awal, Kongres ke-29 di Pekanbaru memang kacau balau. Hampir setiap saat pecah kerusuhan. Puncak kerusuhan kembali terjadi, Jumat (4/12) dini hari. Massa mahasiswa yang harusnya menjadi tauladan, justru berubah menjadi kelompok beringas.

Mereka tidak hanya saling bertikai di arena kongres, tapi juga saling adu pukul. Fasilitas milik publik di arena kongres juga hancur berantakan. Kursi-kursi beterbangan, kaca pecah dan semua yang terlihat di depan mata dirusak mahasiswa.

Baca Juga: Gelar Aksi Sosial, Mahasiswa Nganjuk Kolaborasi Bagikan Sembako dan Nasi Gratis ke Masyarakat

Tak puas, massa lantas beringas menuju ke jalan Sudirman. Di jalan utama yang digunakan masyarakat kota Pekanbaru ini, massa kembali beringas. Kali ini mereka saling lempar batu.

Polisi yang mencoba melerai aksi massa, justru mendapat perlawanan. Tembakan peringatan tidak mempan, justru membuat massa semakin kalap. Mereka menyerang polisi dengan batu dan apa saja yang terlihat. Benar-benar kacau balau.

Pada rusuh kesekian, seorang mahasiswa panitia lokal harus mendapatkan perawatan setelah ditusuk dari belakang. Sementara beberapa orang lainnya mengalami luka-luka karena bentrok.

Baca Juga: Koalisi Mahasiswa dan Masyarakat Sipil Kediri Raya Serukan Darurat Demokrasi

Polresta Pekanbaru lantas menggelar razia. Mengejutkan, dari massa ditemukan berbagai senjata tajam hingga senjata api rakitan. Bahkan polisi juga menemukan bungkus narkoba. Sekitar 8 mahasiswa ditetapkan tersangka.

Sejumlah mahasiswa senior yang geram atas kondisi ini angkat bicara. Bahkan di antara mereka ingin Kopassus membantu polisi mengawal kongres, salah satunya Munawir.

"Jika panitia pusat tidak mampu lagi menangani dan mengamankan arena kongres, maka kami sebagai pihak tuan rumah akan meminta aparat kepolisian bersenjata lengkap untuk mengamankan," ujar Munawir.

Baca Juga: Selain Buang Sampah, HMI Segel Kantor Pemkab Bangkalan

Dia menjelaskan, sebagai tuan rumah kongres ini, Munawir menginginkan ada hasil akhir dari kongres. Apalagi, pelaksanaan kongres merogoh keuangan APBD Riau sebesar Rp 3 miliar.

"Kita tidak mau tidak ada keputusan, kita tidak mau disalahkan masyarakat Riau nantinya. Kita sudah dibantu Rp 3 miliar tentunya kalau tidak ada hasil malu rasanya," keluh Munawir.

Sementara dari sumber di internal menyebutkan, kondisi saling serang peserta kongres sangat memalukan dan tidak mencerminkan insan akademis yang bernapaskan Islam.

Baca Juga: Pengurus KAHMI Laporkan PC PMII ke Polres Probolinggo, Kenapa?

"Sama sekali tidak mencerminkan insan akademis yang bernapaskan Islam. Terlalu berlebihan. Makin tinggi ilmu, makin brutal. Apakah ciri khas yang harus dibanggakan? kalau enggak seperti ini, bukan ?" tulis salah satu kader senior. (mer/tic/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO