SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perlahan tapi pasti, pembebasan lahan untuk jalan kembar Wiyung menunjukkan progres positif. Satu per satu warga bersedia merelakan persilnya untuk pembangunan jalan sepanjang 3,2 kilometer itu.
Terbaru, sebanyak tujuh warga menandatangani persetujuan ganti untung di kantor Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Kamis (10/12).
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Ketujuh persil yang sudah deal dibebaskan itu menyusul dua belas persil yang sebelumnya sudah “ditebus” Pemkot. Sehingga total hingga saat ini terdapat 19 persil yang telah dibebaskan.
Kabid Perancangan dan Pemanfaatan DPUBMP, Ganjar Siswo Pramono mengatakan, jika mengacu pada penetapan lokasi (penlok) proyek Jalan Wiyung mulai Jajartunggal hingga perempatan ke arah Citraland dan Unesa, sedikitnya ada 75 persil yang perlu dibebaskan.
Rinciannya, 68 persil berada di wilayah Kelurahan Babatan dan 7 persil di Kelurahan Wiyung. 49 di antaranya sudah diumumkan nilai appraisal-nya. Sisanya masih menunggu peta bidang dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
“19 persil yang sudah dibebaskan semuanya di wilayah Kelurahan Babatan. Sedangkan dari Wiyung belum ada. Tapi, kabar terbaru, sudah ada 2 persil yang siap dibebaskan di Wiyung. Saat ini sedang dalam tahap pelengkapan berkas,” tutur Ganjar.
Lebih lanjut, dia menambahkan, kendala proyek Jalan Wiyung selama ini memang terletak pada pembebasan lahan yang alot. Namun, dengan munculnya nilai appraisal baru per November 2015, dia optimistis pembebasan lahan bisa lebih lancar. Pasalnya, taksiran harga baru menunjukkan kenaikan drastis, yakni berkisar Rp 8-9 juta per meter persegi.
Menurut Ganjar, kenaikan tersebut disebabkan kawasan Wiyung sudah berkembang menjadi lokasi yang strategis, baik dari segi bisnis maupun permukiman.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Di samping itu, keberadaan jalan eksisting Wiyung turut menambah nilai jual. Hal ini berbeda dengan kondisi Jalan MERR II-C di mana lahan yang hendak dibebaskan tidak terletak di pinggir jalan besar.
“Harapannya, munculnya taksiran harga baru mampu mendorong warga melepas lahannya untuk pembangunan jalan,” imbuh pria yang pernah berdinas di Bappeko Surabaya ini.
Dijelaskan Ganjar, bahwa proyek Jalan Wiyung murni menggunakan dana dari APBD Surabaya. Tahun depan, Pemkot menganggarkan Rp 5 miliar untuk pengerjaan fisik jalan.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
“Keberadaan Jalan Wiyung sangat penting karena merupakan akses regional yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Gresik. Mulanya jalan itu dikelola oleh Pemprov Jatim tapi sudah diserahkan kepada Pemkot Surabaya melalui SK Gubernur,” terangnya. (yul/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News