JAKARTA, BANGAONLINE.com - Komisi III DPR RI ternyata kompak memilih Agus Rahardjo sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru. Agus Rahardjo meraih 53 suara dari 54 anggota Komisi III DPR RI yang memberikan suaranya melalui voting pada rapat pleno Komisi III DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (17/12/2015)
Sedang Irjen Pol. Basaria Panjaitan meraih 51 suara, berikutnya Alexander Marwata (46 suara), Saut Sitomorang (37 suara), serta Laode Muhammad Syarif (37 suara). Johan Budi dan Busyro Muqoddas, pimpinan KPK sebelumnya, yang dikenal lurus dan tegas tersingkir. Johan Budi dapat 25 suara sedang Busyro malah cuma dapat 2 suara. Sementara Robby Arya 14 suara dan Surya Tjandra sama sekali tak dapat suara.
Baca Juga: Eks Wakil Ketua KPK Jadikan Peserta Seminar Responden Survei: 2024 Masih Sangat Banyak Korupsi
Bahkan Komisi III DPR juga memilih Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK jilid 4. Dalam pemilihan di Komisi III DPR, Kamis (17/12/2015) itu, Agus menyisihkan perolehan suara empat pimpinan lainnya seperti Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode M Syarif.
Agus Rahardjo meraup 44 suara. Basaria hanya mampu memperoleh 9 peroleh suara. Sedangkan Saut Situmorang cuma mendapat satu suara. Sementara dua pimpinan lainnya tidak memperleh suara sama sekali.
"Maka dengan demikian, Ketua KPK ditetapkan. Besok 5 pimpinan terpilih akan dibacakan di paripurna sesuai dengan ketentuan," kata Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin.
Baca Juga: Kasus Hibah Pokmas APBD Jatim, Anak Cabup Jombang Mundjidah Dipanggil KPK
Soal terpentalnya Busyro Muqoddas, Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmond Mahesa mengungkapkan, para anggota dewan tak memilih Busyro karena sakit hati. "Pak Busyro membuat DPR tersinggung, dia bilang anggota DPR korup. Coba kalian bayangkan, kalau kalian dibilang korup, apa kalian mau pilih orang itu?," kata Desmond Mahesa di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Busyro beberapa tahun yang lalu memang pernah menyindir gaya hidup para anggota DPR.
"Padahal Pak Busyro itu sudah tiga kali lho menjalani fit and proper test. Masak kita masih dibilang korup," tegas politisi Gerindra itu.
Baca Juga: Nama-Nama Anggota DPRD Jatim yang Diperiksa KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah
Kompaknya DPR RI dalam memilih Agus Rahadjo juga terkait dengan sikap Agus Rahardjo yang “lunak” dan bisa jadi “anak manis”. Ketika uji kelayakan Agus menyatakan bahwa KPK tak selayaknya melakukan penjebakan karena dianggap melanggar norma. Agus juga berpendapat bahwa wewenang penyadapan KPK yang selama ini sangat ditakuti para anggota DPR RI perlu ditinjau ulang. Sikap Agus yang “manis” inilah tampaknya yang membuat Agus Rahardjo jadi “idola” para anggota DPR RI.
Selama mengikuti proses seleksi Agus memang kerap melontarkan ide-ide unik untuk pemberantasan korupsi. Bahkan, dia mengusulkan agar masyarakat bisa meludahi wajah para koruptor.
”Masyarakat bisa saja, misalnya, maaf, meludahi para koruptor ketika bertemu," ujar Agus dalam tes wawancara dengan Panitia Seleksi, Senin, 24 Agustus 2015.
Baca Juga: Kota Pasuruan Perkuat Komitmen Antikorupsi lewat Sosialisasi dan Pakta Integritas DPRD
Ia ingin menghukum berat koruptor. "Koruptor di KPK itu masih ketawa-ketawa, keluar penjara masih kaya, masih dihormati orang. Itu yang saya khawatirkan,” kata Agus lagi.
Agus juga mengaku hanya memiliki tabungan Rp 20 juta di empat rekeningnya saat ini. Selain tabungan, Agus memiliki sejumlah tanah. Di antaranya Jonggol, Bumi Serpong Damai, dan Citra Raya, Tangerang.
Agus Rahardjo dikenal Pegawai Negeri Sipil. Terakhir dia menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dia terbilang paling senior di antara calon lainnya.
Baca Juga: Eks Kades Kletek Sidoarjo Dituntut 1 Tahun 10 Bulan Penjara di Kasus Dugaan Korupsi PTSL
Bagaimana reaksi para pegiat anti korupsi? Emerson Yuntho, pegiat Indonesia Cooruption Watch (ICW), menilai bahwa Komisi III DPR memang sengaja memilih lima nama baru pimpinan KPK yang 'anak baik'. DPR memilih pimpinan yang mengedepankan pencegahan. KPK memang ingin ditumpulkan tak agresif lagi menindak koruptor. "Masa depan pemberantasan korupsi bakal semakin suram," jelas Emerson Yuntho, Kamis (17/12/2015).
Emerson masih ingat, salah satu pimpinan KPK terpilih bahkan berucap saat proses seleksi, akan membawa KPK menjadi lembaga informasi pusat korupsi. Calon seperti ini yang disukai DPR.
"KPK akan jadi komisi pencegahan korupsi atau setidaknya pusat informasi antikorupsi," jelas Emerson.
Baca Juga: Pembina AJB Dipercaya KPK Beri Ulasan Terkait Integritas Pejabat dan Pelayanan Pemkab Bangkalan
Menurut dia, agenda pemberantasan korupsi akan semakin berat dan besar, kemungkinan RUU KPK akan mulus disahkan DPR. "Artinya pelemahan KPK menjadi keniscayaan. Madesu, masa depan suram," tutup dia. (detik.com/merdeka.com/rimanews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News