Saut Situmorang Tak Punya Itikad Berantas Korupsi, Rachma: Jokowi Tutup Telinga

Saut Situmorang Tak Punya Itikad Berantas Korupsi, Rachma: Jokowi Tutup Telinga Rachmawati Soekarnoputeri. Foto: liputan6.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Publik menyayangkan sikap komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih Saut Situmorang.

Pernyataan Saut bahwa mega skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tak perlu ditangani lagi dan para pelakunya tidak usah diburu sangat melukai hati rakyat.

"Pernyataan Saut juga menjadi bukti nyata kalau dia tidak memiliki itikad baik menyelesaikan kasus-kasus korupsi skala besar," kata Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) Jami Kuna dalam pesan yang dipancarluaskannya, Minggu (20/12).

Dia juga menyesalkan sikap Saut yang mentitikberatkan kerja-kerja KPK pada pencegahan semata. Mengacu pada undang-undang KPK, sikap Saut menegasikan fungsi dan semangat awal pembentukan lembaga anti rasuah, yakni menindak kasus-kasus korupsi kakap yang salah satunya skandal BLBI.

"KPK harusnya berani menangkap, mengadili dan menyita harta koruptor untuk kesejahteraan rakyat," tukas Jami‎.

Surat Keterangan Lunas (SKL) BLBI dikeluarkan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2002. Saat itu, presiden yang menjabat adalah Megawati Soekarnoputri.

Meski debitor BLBI hanya membayar tunai 30 persen kewajibannya dan 70 persen dalam bentuk sertifikat aset kepada BPPN, namun berkat diterbitkannya inpres tentang release and discharge serta SKL itu, sejumlah obligor pun dianggap sudah menyelesaikan utangnya.

Inpres serta SKL itu pula kemudian yang menjadi dasar bagi Kejaksaan Agung untuk segera mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Perkara (SP3) kepada beberapa obligor yang dianggap bermasalah. Padahal berdasarkan hasil audit BPK, akibat BLBI ini negara merugi sebesar Rp138,4 triliun. 

Bahkan akibat SKL BLBI ini, negara harus membayar bunga utang bank sebesar Rp 60 trilliun setiap tahunnya hingga 2045.

Puteri Presiden Soekarno, Rachmawati Soekarnoputeri malah mengecam Presiden Joko Widodo. Ia menuding Jokowi pura-pura tidak mendengar suara publik yang menolak susunan pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019.

"Jokowi 'mbideg', artinya tutup kuping pura-pura enggak dengar 94 persen menolak pimpinan KPK yang baru," tegas politisi senior, Rachmawati Soekarnoputri, Sabtu (19/12).

Putri Bung Karno yang biasa dipanggil Mbak Rachma ini secara khusus mengkritik salah satu pimpinan KPK yang baru, Saut Situmorang.

Dalam proses seleksi, pria yang menjabat Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu menyatakan tidak bakal membuka kembali skandal-skandal korupsi di masa lalu, seperti kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan Kasus Bank Century jika terpilih sebagai pimpinan KPK.

"JK (Wapres) sudah menyatakan bahwa skandal mega korupsi BLBI menyengsarakan rakyat, bayar utang koruptor seumur hidup, tapi malah pimpinan KPK yang mengatakan tidak akan mengusut BLBI," sindir Mbak Rachma.

Karena sepengamatannya Jokowi sendiri pura-pura tidak tahu akan pernyatan itu, Mbak Rachma meyakini pemerintahan saat ini tidak bisa lagi dipercaya.

"Apakah mulut penguasa sekarang bisa dipercaya? Bohong janji kampanye dan Nawacita menjadi karakter rezim proxy sekarang," tegasnya.

Sumber: RMOL