JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) penasaran mengenai penyebab jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle, Minggu (20/12) pukul 09.53 WIB pada saat melakukan aerobatic di ajang Gebyar Dirgantara, di Yogyakarta.
Peristiwa jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle mencengangkan publik mengingat usia peralatan tempur itu yang masih muda. Terlebih lagi sang pilot pun memiliki jam terbang yang tinggi.
BACA JUGA:
- Dua Tahun Bali Lumpuh, Kini Dibuka, Belum Ada Pesawat Luar Negeri Mendarat
- Wow di Pesawat A380 Bisa Salat Jamaah, Tapi Bye-bye, Dahlan Iskan: Covid-19 juga Bunuh Teknologi
- Puing Pesawat Malaysia MH370 yang Hilang Misterius, Diduga Ditemukan di Australia
- Miliarder Branson dan Rolls-Royce Sepakat Rancang Concorde untuk Piknik ke Angkasa Luar
"Pemerintah beranggapan bahwa TNI AU perlu investigasi apa yang jadi penyebab karena pesawat latih itu baru dan pilotnya berpengalaman karena acara di Yogyakarta ingin tunjukkan ke masyarakat bahwa sekarang ini TNI AU punya alat yang baru tapi malah ada pesawat jatuh sehingga perlu juga melakukan investigasi," ujar Seskab Pramono Anung di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (21/12) dikutip dari detik.com.
Investigasi yang perlu dilakukan adalah menyimpulkan apakah ada unsur kesalahan manusia atau kesalahan teknis. Ini mengingat TNI AU masih memiliki 15 unit T-50i. Presiden Jokowi, kata Pramono, menginginkan TNI memiliki alutsista yang mutakhir. Sehingga pertahanan negara semakin kuat.
"Kita juga ingin perkuat pertahanan dan keamanan negara. Kalau ada alat jatuh kita perlu ketahui apa ada kesalahannya. Sistem yang dibangun itulah yang perlu diketahui," imbuh Pramono.
Terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu masih menunggu hasil penyelidikan mengenai penyebab jatuhnya pesawat tempur latih T-50i Golden Eagle di Yogayakarta, Minggu (20/12). Jika penyebab insiden adalah faktor teknis, pengadaan pesawat itu bakal dikaji ulang.
"Ya. Sekarang kan pengadaan alutsista harus transparan. Tidak zamannya lagi tertutup," ujar Ryamizard saat ditanya mengenai bila penyebab insiden itu adalah faktor teknis.
Hal itu disampaikan Ryamizard usai menghadiri 2+2 meeting bersama Menlu Retno Marsudi dengan Menlu dan Menhan Australia di Gedung Commonwealth Parliementary Office, Sydney, Senin (21/12).