Masih Baru, Jokowi Penasaran Penyebab Jatuhnya Pesawat Golden Eagle

Masih Baru, Jokowi Penasaran Penyebab Jatuhnya Pesawat Golden Eagle DUKA: Suasana pemakaman pilot Golden Eagle, Letkol Pnb Marda Sarjono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Senin (21/12). foto: jibi

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) penasaran mengenai penyebab jatuhnya T-50i Golden Eagle, Minggu (20/12) pukul 09.53 WIB pada saat melakukan aerobatic di ajang Gebyar Dirgantara, di Yogyakarta.

Peristiwa jatuhnya T-50i Golden Eagle mencengangkan publik mengingat usia peralatan tempur itu yang masih muda. Terlebih lagi sang pilot pun memiliki jam terbang yang tinggi.

Baca Juga: Dua Tahun Bali Lumpuh, Kini Dibuka, Belum Ada Pesawat Luar Negeri Mendarat

"Pemerintah beranggapan bahwa TNI AU perlu investigasi apa yang jadi penyebab karena latih itu baru dan pilotnya berpengalaman karena acara di Yogyakarta ingin tunjukkan ke masyarakat bahwa sekarang ini TNI AU punya alat yang baru tapi malah ada jatuh sehingga perlu juga melakukan investigasi," ujar Seskab Pramono Anung di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (21/12) dikutip dari detik.com.

Investigasi yang perlu dilakukan adalah menyimpulkan apakah ada unsur kesalahan manusia atau kesalahan teknis. Ini mengingat TNI AU masih memiliki 15 unit T-50i. Presiden Jokowi, kata Pramono, menginginkan TNI memiliki alutsista yang mutakhir. Sehingga pertahanan negara semakin kuat.

"Kita juga ingin perkuat pertahanan dan keamanan negara. Kalau ada alat jatuh kita perlu ketahui apa ada kesalahannya. Sistem yang dibangun itulah yang perlu diketahui," imbuh Pramono.

Baca Juga: Wow di Pesawat A380 Bisa Salat Jamaah, Tapi Bye-bye, Dahlan Iskan: Covid-19 juga Bunuh Teknologi

Terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu masih menunggu hasil penyelidikan mengenai penyebab jatuhnya tempur latih T-50i Golden Eagle di Yogayakarta, Minggu (20/12). Jika penyebab insiden adalah faktor teknis, pengadaan itu bakal dikaji ulang.

"Ya. Sekarang kan pengadaan alutsista harus transparan. Tidak zamannya lagi tertutup," ujar Ryamizard saat ditanya mengenai bila penyebab insiden itu adalah faktor teknis.

Hal itu disampaikan Ryamizard usai menghadiri 2+2 meeting bersama Menlu Retno Marsudi dengan Menlu dan Menhan Australia di Gedung Commonwealth Parliementary Office, Sydney, Senin (21/12).

Baca Juga: Puing Pesawat Malaysia MH370 yang Hilang Misterius, Diduga Ditemukan di Australia

Ryamizard mengatakan ke depannya, insiden semacam itu tidak boleh terjadi lagi entah itu disebabkan faktor human error ataupun faktor teknsi . Khusus untuk perawatan , Ryamizard punya catatan khusus.

"Saya sebetulnya baru beberapa bulan dari tempat mereka (Korsel). Itu belum terlalu lama. Masih relatif baru ini nya. Ke depan tidak boleh terjadi lagi. Jadi jangan hanya membeli saja ataupun alutsista. Pemeliharaan itu mahal, tapi harus dilakukan," kata Ryamizard.

Sementara, puing T-50i yang jatuh di Yogyakarta telah rampung dievakuasi. Evakuasi berlangsung tertutup dan dijaga ketat Polisi Militer. Evakuasi dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, Senin (21/12). Wartawan dilarang mendekat. Beberapa Polisi Militer berjaga dan menegur siapa saja yang berusaha mendekat atau mengambil gambar.

Baca Juga: Miliarder Branson dan Rolls-Royce Sepakat Rancang Concorde untuk Piknik ke Angkasa Luar

Puing sebelumnya ditutup terpal warna hitam dan sekelilingnya dipasangi garis pembatas warna kuning. Proses evakuasi rampung pada pukul 17.10 WIB. Sebelumnya KSAU Marsekal Agus Supriyatna mengatakan bahwa tim investigasi telah tiba di Yogyakarta.

Tim terdiri dari 7 orang dan dipimpin oleh Wakil KSAU Marsdya Hadiyan Suminta Atmaja. TNI AU juga akan melibatkan pihak produsen Golden Eagle dari Korea Selatan."Tapi sebelum yang dari Korea datang, kami juga sudah bergerak. Mereka kita libatkan," kata Agus.

Terpisah, Pilot Golden Eagle, Letkol Pnb Marda Sarjono, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Senin (21/12). Isak tangis istri, Dian Ambarwati, mewarnai pemakaman.

Baca Juga: Pesawat Kelas Ekonomi Dilengkapi dengan Tempat Tidur

Dian terus menangis sambil merangkul nisan almarhum suaminya. Dia didampingi 3 anaknya. Sejumlah kerabat dan teman dekat korban ikut menitikkan air mata. Pemakaman dihadiri Pangko Ops II Makassar Marsda TNI AU Dody Trisunu, Dan Lanud Iswahyudi Madiun Marsma Fahri Adami, dan sejumlah anggota TNI AU. (dtc/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Minta Pesawat yang Bisa Mendarat di Matahari':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO