BANGSAONLINE.com – Maskapai penerbangan Air New Zealand, mengumumkan bahwa pesawatnya dilengkapi dengan tempat tidur untuk kelas ekonomi dan penerbangan jarak jauh.
Tempat tidur yang diberi nama Skynest ini, dilengkapi dengan bantal, seprai, dan selimut.
Baca Juga: Di Angkasa, Pramugari Citilink Salat Nyelempit, ini Penampakannya, Berapa Gaji Mereka?
Hari ini, Rabu (26/02/2020) Air New Zealand mengajukan paten dan merek dagang untuk apa yang disebutnya Economy Skynest. Skynest berisi enam tempat tidur dengan panjang masing-masing 200cm dan lebar 58cm. Ada tiga tingkat tempat tidur dan dua tempat tidur di setiap tingkat. Disediakan juga bantal, seprai, dan selimut, penutup telinga, dan tirai privasi. Tak lupa disematkan juga colokan USB, dan lampu baca.
Chief Marketing and Customer Officer perusahaan, Mike Tod, mengatakan dalam pengumuman bahwa produk akan ditujukan pada beberapa penerbangan jarak jauh Air New Zealand yang paling lama, termasuk peluncuran layanan Auckland ke New York tahun depan, di mana penerbangan membutuhkan waktu 17 jam 40 menit .
Tod mengatakan ketika rute itu diluncurkan, Air New Zealand memang harus membuat keputusan apakah akan melanjutkan dengan Skynest.
Baca Juga: CEO Diganti Camat, Direktur Diganti Kades, Dirut Batik Air Pakai Anting Banyak Tato
Biaya Skynest untuk pelanggan belum ditentukan. Juru bicara Air New Zealand mengatakan kepada Guardian Australia, biaya Skynes akan terpisah dengan biaya pemesanan kursi ekonomi di penerbangan. Jadi penumpang yang memesan tempat tidur, juga mempunyai kursi ekonomi di bagian lain dalam pesawat. Selain itu, dalam satu penerbangan panjang, dibagi menjadi beberapa sesi.
Setiap akhir sesi, pramugari akan mengganti sprei, dan membersihkan semuanya, sehingga tempat tidur bisa dimanfaatkan untuk sesi berikutnya.
"Ini hadiah yang pantas untuk diburu dan yang kami pikir memiliki potensi untuk menjadi game-changer bagi pelancong kelas ekonomi di semua maskapai di seluruh dunia," kata kepala program maskapai Air New Zealand, Kerry Reeves.
Baca Juga: Terbang ke Jepang dengan Ana Airlines dan Nikmati Keindahan Negeri Sakura!
Jika produk ini telah diluncurkan, Air New Zealand akan terbuka untuk melisensikan Skynest ke maskapai lain.
Penerbangan Auckland ke New York menghasilkan 650 kg emisi CO2 per penumpang, menurut kalkulator emisi karbon PBB. Air New Zealand belum segera menanggapi permintaan untuk mengonfirmasi jumlah tersebut.
Sementara Qantas telah mengindikasikan kursi ekonomi yang lebih lapang 3 cm untuk A350, yang akan digunakan penerbangan jarak jauh. Rencananya akan diluncurkan pada 2023, dengan penerbangan Sydney ke London dan Sydney ke New York.
Baca Juga: Dua Tahun Bali Lumpuh, Kini Dibuka, Belum Ada Pesawat Luar Negeri Mendarat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News