Ribuan Warga di Blitar Berebut Air Jamasan

Ribuan Warga di Blitar Berebut Air Jamasan JAMASAN: Ribuan warga berebut air sisa jamasan atau siraman benda pusaka Kiai Pradah atau Mbah Pradah yang digelar bersamaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah Alun-alun Kota Lodoyo Kabupaten Blitar. foto: antara

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Ribuan warga saling berebut air sisa jamasan atau siraman benda pusaka Kiai Pradah atau Mbah Pradah yang digelar bersamaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru Islam (1 Muharam) di tengah Alun-alun Kota Lodoyo Kabupaten , Jum'at (25/12).

Mereka yang datang dari berbagai penjuru daerah di Kabupaten dan sekitarnya, rela berdesak-desakan di sekitar menara, tempat digelarnya ritual siraman untuk sekadar mendapat cipratan air sisa jamasan yang mereka anggap mengandung berkah.

Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus

"Itu menjadi keyakinan masing-masing. Apapun yang diinginkan, diharapkan, jika kita yakin, Insya Allah doanya terkabul," ujar Supriyadi, salah satu anggota Satpol PP yang ikut berebut sisa air jamasan dikutip dari antara.

Supriyadi tidak banyak mendapat air sisa jamasan, namun mendapat bubuk menyerupai tepung yang sebelumnya digunakan untuk membersihkan benda pusaka berbentuk alat musik tradisional gong.

Pada awal pelaksanaan ritual, rangkaian prosesi memandikan benda pusaka peninggalan zaman Kerajaan Mataram Islam tersebut berlangsung tertib. Dimulai dengan penampilan sejumlah penari tradisional di pendopo Balai Kelurahan Lodoyo, gong Kiai Pradah yang masih terbungkus kain putih dikeluarkan dari tempat penyimpanan atau Sanggar Palereman untuk selanjutnya diarak keliling alun-alun.

Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar

Benda pusaka itu pernah digunakan Sunan Kudus dalam memimpin laskar Demak saat kerajaan Majapahit memasuki era keruntuhannya.

"Apapun latar belakang dan semangat yang terkandung dalam ritual siraman gong Kiai Pradah ini, pemerintah daerah berkepentingan dalam melestarikan tradisi budaya ini sebagai ciri khas kebudayaan lokal sekaligus untuk mendongkrak pariwisata daerah," kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kabupaten , Luhur Sejati .

Warga yang semula bergerombol di sekitar panggung atau menara tempat digelarnya siraman perlahan meninggalkan lokasi setelah puas berebut dan mendapat air sisa jamasan gong yang terbuat dari bahan logam perunggu, ke dalam botol-botol air mineral. (tar/rev)

Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ikuti Google Maps, Mobil Pikap di Blitar Dilewatkan Jembatan Bambu, Nyaris Terporosok':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO