Harga BBM Bisa Turun Lagi, Sudirman Said: Tak Bisa Buru-buru

Harga BBM Bisa Turun Lagi, Sudirman Said: Tak Bisa Buru-buru

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Harga minyak dunia terus anjlok pada titik terendah. Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Gus Irawan mendesak Kementerian ESDM untuk kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (). Harga minyak dunia kini di bawah USD 30 per barel, padahal harga patokan di APBN USD 50.

"Ada usulan dari Fraksi Gerindra melalui Pak Ramson, dengan harga minyak sekarang ini di angka Rp 5.600-5.800 per liter," kata Gus Irawan di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (25/1).

Baca Juga: Gandeng UPT Metrologi Legal Sidoarjo, Polisi Cek SPBU

Gus Irawan mengakui, adanya aturan pemerintah yang mengevaluasi harga per tiga bulan sangat dimaklumi jika pemerintah sampai saat ini belum mengambil kebijakan penyesuaian harga .

Namun, pria yang berasal dari Fraksi Gerindra ini akan tetap mendorong pemerintah untuk cepat melakukan penyesuaian harga . Meskipun pemerintah baru menerapkan harga yang baru pada awal Januari 2016.

"Memang bagi masyarakat kita sudah mulai terbiasa. Kemudian korporasi juga begitu, fluktuasi harga itu juga akan menyulitkan untuk melakukan perencanaan-perencanaan sebetulnya. Tapi faktualnya sekarang kan harga minyak sudah sangat jauh di bawah, ada semacam revisi atas ketentuan yang mengatur tiga bulan itu," tandasnya.

Baca Juga: Pengawasan Terakhir Sebelum Lebaran, Disperdagin Kota Kediri Tak Temukan Kecurangan di SBPU

Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan alasan mengapa pihaknya tak mau buru-buru menurunkan harga bahan bakar minyak (), meski harga minyak dunia merosot, bahkan hingga di bawah USD 30/barel. Alasan pertama, harga ditinjau 3 bulan sekali. Review terakhir baru saja dilakukan pada awal bulan ini. Maka perubahan harga paling cepat ditetapkan pada April 2015.

"Harga baru saja kita tinjau awal 2016, nanti baru kita lakukan peninjauan lagi April 2016," kata Sudirman, saat rapat kerja dengan Komisi VII di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/1).

Kedua, harga ditetapkan tidak semata-mata berdasarkan harga minyak dunia. Ada faktor-faktor pembentuk harga lain seperti kurs rupiah, mata rantai pasokan, dan sebagainya. "Faktor pembentukan adalah harga minyak dunia, kurs rupiah, efisiensi mata rantai pasokan. Dan ini akan terus kita tinjau," paparnya.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Polisi di Sidoarjo Tinjau SPBU

Ketiga, Sudirman khawatir penurunan harga akan menjadi bumerang di kemudian hari. Sebab, penurunan harga tak pernah diikuti oleh penurunan harga bahan pokok. Sebaliknya, harga bahan pokok selalu naik ketika harga naik.

Jika pemerintah menurunkan harga sekarang, lalu menetapkan kenaikan di kemudian hari saat harga minyak dunia kembali terangkat, maka ujung-ujungnya harga bahan pokok akan naik berkali-kali, dan masyarakat dengan daya beli rendah akan sangat tertekan.

"Kita punya dilema paling sulit. Kalau harga turun terlalu dalam, nanti yang dikorbankan masyarakat kecil. Karena ketika harga turun, harga bahan pokok nggak turun semua. Kalau turun terlau dalam, kasihan masyarakat bawah ketika terjadi kenaikan lagi," tutup Sudirman. (okz/kcm)

Baca Juga: Antisipasi Kecurangan Pegawai SPBU, Polres Bangkalan Tinjau Harga dan Ketersediaan BBM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO