JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kader Partai Nasdem Dita Aditia (27) yang diduga dipukul oleh Masinton Pasaribu, anggota Komisi III DPR RI, mendatangi Lembaga Bantuan Hukum APIK (Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan), Senin (1/2/2016).
Dengan didampingi Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino, Dita memaparkan peristiwa yang telah dialaminya.
Baca Juga: Diduga ada Orang Ketiga, Pendeta di Surabaya Aniaya Istrinya
Awalnya, Kamis 21 Januari 2016, Dita sedang berkumpul dengan teman-temannya di Camden Cikini pada pukul 21.00. Sekitar pukul 22.17, Dita dihubungi oleh Masinton yang menanyakan keberadaannya.
"Malam pukul 21.00 saya dengam Dodi (teman Dita) pergi ke Camden, mobil saya diparkir di DPW Nasdem. Saya bertemu dengan 8 orang, hang out seperti biasa," ujarnya.
Sekitar pukul 22.30, Dita dijemput oleh Masinton. Di dalam mobil tersebut, menurut pengakuan Dita, hanya ada dia yang duduk di kursi penumpang depan, sopir yang bernama Husni dan Masinton duduk di belakang.
Baca Juga: Pelaku Pengeroyokan di SPBU Sidoarjo Ditangkap Polisi
Tidak lama, Husni turun di kantor DPW Nasdem untuk mengambil mobil Dita. Masinton kemudian pindah ke kursi pengendara dan melanjutkan perjalanan untuk mengantar Dita pulang ke apartemennya yang berada di bilangan Cawang.
"Selama perjalanan, pelaku membentak saya. Dia bertanya ngomong apa kau ke teman-teman? Saya jawab saya enggak ngomong apa-apa. Saya menangis karena dimaki. Dia menyuruh saya diam sepanjang jalan. Sampai di Cawang (apartemen), pelaku tidak menurunkan saya, malah dibawa berkeliling," ujar Dita.
Dalam perjalanan itu, Dita mengaku telah dipukul oleh Masinton sebanyak dua kali. "Saya cuma rasain pusing, pandangan saya berkunang-kunang setelah ditonjok dua kali," ungkapnya.
Baca Juga: 3 Pelaku Penganiayaan Hingga Tewaskan Korban di Tanggulangin Sidoarjo Ditangkap
Setelah peristiwa pemukulan itu, akhirnya Masinton menurunkan Dita di apartemen. Dita sempat memberitahu Husni bahwa dia telah dipukul oleh atasannya.
"Setelah ditonjok, saya memaksa turun karena mau lapor polisi. Saya turun, masuk taksi, kemudian diantar ke Polsek Jatinegara. Saya lapor polisi lalu diantar ke RSUD Budi Asih untuk membuat visum. Waktu itu sekitar pukul 01.00 dini hari. Pihak kepolisian yang ambil hasil visum," ujar Dita.
Menurut penuturannya, penganiayaan itu bukanlah yang pertama kalinya. Pada 17 November 2015, Masinton pernah memukulnya di apartemen. Masinton meminta jalan damai, berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Baca Juga: Anggap Kehidupan Korban Lebih Baik, Seorang Pria di Tenggumung Surabaya Bacok Tetangganya
Sementara itu, Wibi Andrino menampik kabar bahwa Dita sedang mabuk berat ketika berada di dalam mobil bersama Masinton. "Ah tidak benar itu. Mana ada orang mabuk bisa membuat BAP di kantor polisi," ucap Wibi. Ia mengaku tak terima dengan perlakuan Masinton pada Dita. "Dita ini aspri statusnya. Aspri DPR RI. Digaji negara bukan digaji majikan buat dipukul-pukul," tambahnya.
Wibi Andrino menuturkan kenapa ia melaporkan kasus Dita ke LBH APIK. "Kami laporkan ke Apik karena hal ini murni penganiayaan kepada perempuan. Bukan politis," ujar Wibi Andrino di Jakarta, Senin (1/2). Sebelumnya, Wibi menegaskan bahwa Masinton memukul Dita karena kesal disomasi Nasdem terkait kasus mobil 8. "Saya tegaskan ini murni pidana, kekerasan terhadap perempuan dan sama sekali tak ada unsur politik," katanya.
Masinton Pasaribu tidak mau ambil pusing terkait Dita Aditya ke Bareskrim. "Kejadiannya bukan kayak gitu kok," kata Masinton.
Baca Juga: Kasus Penganiayaan Pemilik Resto Jalan di Tempat, Ini Respon Polrestabes Surabaya
Politisi PDIP itu menceritakan, peristiwa itu terjadi pada tanggal 21 Januari 2016 lalu. Menurut dia, Dita saat itu dalam kondisi mabuk saat dijemput di bar kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Menurut Masinton, Dita meminta dijemput oleh staf ahlinya untuk diantarkan pulang. Merasa tidak masalah, Masinton, staf ahli dan supirnya menuju bar tersebut. Tiba di lokasi, kondisi Dita ternyata sudah sempoyongan.
Dita, lanjut Masinton, langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah sopir. Di tengah jalan, ternyata Dita teriak-teriak minta diambilkan mobilnya di kantor DPP NasDem.
Baca Juga: Polres Madiun Kota Tetapkan Beberapa Tersangka Pengeroyokan oleh Geng Sakura
Mobil Dita langsung diambil staf ahli Masinton. Kemudian, kata Masinton, di dalam mobil hanya sisa dirinya, Dita dan sopir. Di dalam perjalanan sekitar bilangan Jalan Otista, Jakarta Timur, Dita kembali teriak-teriak bahkan hingga muntah di dalam mobil.
Menurut Masinton, dalam situasi ini kejadian pemukulan itu terjadi. Namun, dia mengklaim pemukulan itu tidak disengaja. Selain itu, tindakan itu juga dilakukan sopirnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News