SURABAYA (bangsaonline) - Rumor adanya kunci jawaban dalam Ujian Nasional (UN) tingkat SMP yang rencananya diselenggarakan Senin (5/4) depan, memaksa Komisi E DPRD provinsi Jawa Timur angkat bicara.Orang tua dan masyarakat diminta untuk tidak terpancing dan tetap menjunjung tinggi kejujuran dan rasa percaya diri pada si anak didik.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Achmad Iskandar menegaskan rumor beredarnya kunci jawaban memang sengaja diciptakan untuk mengganggu pelaksanaan UN. Padahal kalau ditelusuri hampir semua jawaban yang beredar tidak benar. Apalagi ini sifatnya kasuistis dan tidak perlu digeneralisir.
‘’Untuk itu diminta kepada semua orangtua dan masyarakat tidak perlu menanggapi, apalagi sampai membesarkan masalah tersebut yang justru menguntungkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Yang pasti yang dibutuhkan saat ini adalah menumbuhkan kepercayaan diri dan kejujuran bagi si anak didik,’’tegas politikus asal Partai Demokrat, Jumat (2/5/2014).
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim itu mengungkapkan, dulu saat sebelum reformasi pelaksanaan ujian negara tidak seperti saat ini yang diciptakan sangat menakutkan dan mematikan. Akibatnya anak didik maupun orangtua berbondong-bondong mencari ‘dukun’ ataukunci jawaban biar si anak lulus. Padahal hal ini justru merusak akhlak si anak didik.
Melihat kenyataan tersebut, tambah Iskandar sudah saatnya Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan UN. Diantaranya dengan menyerahkan kewenangannya kepada Kabupaten/kota, namun dengan diawasi dari pusat. Disisi lain, kedepannya tidak perlu melibatkan aparat kepolisian untuk mengawal soal UN.
‘’Sebenarnya untuk menghindari adanya joki cukup mudah. Diantaranya tidak menjadikan pelaksanaan UN sebagai momok yang menakutkan dan mematikan. Artinya ujian negara adalah hal yang biasa dan soal-soal yang diberikan sesuai dengan pelajaran yang ada. Dan yang terpenting si anak harus ditanamkan kejujuran serta kepercayaan diri,’’lanjut Iskandar denganintonasi tinggi.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Komisi E DPRD Jatim, Sugiri Sancoko. Menurutnya, munculnya joki disetiap pelaksanaan UN dikarenakan orangtua dan masyarakat sendiri yang tidak memiliki kepercayaan diri jika anaknya akan lulus dengan nilai baik. Alhasilnya, mereka mencari jalan instan untuk mendapatkan nilai tinggi yang ini justru akan merugikan si anak didik sendiri. Karena dia mengganggap untuk mendapatkan nilai baik tidak perlu belajar, tapi cukup punya uang untuk membeli jawaban.
‘’Untuk itulah peran orangtua dan guru disini sangat penting. Dimana si anak harus disadarkan untuk mendapatkan hal yang terbaik harus berusaha sekuat tenaga. Selain faktor kejujuran dan rasa percaya diri menjadi kunci agar si anak lulus UN,’’tambah pria yang juga mantan wartawan ini.








