SURABAYA (bangsaonline) - Komisi B DPRD Kota Surabaya, Jumat (2/5/2014) melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak), bersama dengan puluhan pedagang. Terkait, molornya proses pembangunan yang dilakukan oleh PT. Gala Bumi Perkasa (GBP). Pasalnya, sudah hampir selama 7 tahun pembangunan yang dijanjikan selesai bulan Februari 2014 hingga diperpanjang sampai 10 April 2014,nyatanya hanya isapan jempol.
Salah satu kordinator Pedagang Pasar Turi, H. Sukur, mengatakan bahwa molornya pembangunan pasar turi ini disebabkan karena mogoknya 24 mandor karena tidak mendapatkan gaji sesuai dari investor, yang semula satu minggu Rp. 5 juta, namun hanya dibayar Rp. 3 juta saja oleh pihak investor.
Baca Juga: Belasan Tahun Mangkrak, Pasar Turi Baru Beroperasi di Era Eri Cahyadi
"Jangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) para pedagang dijadikan alasan untuk molornya pembangunan ini. Para pedagang memang sepakat untuk tidak pindah dari TPS sebelum pasar turi ini selesai. Pedagang juga mengetahui adanya indikasi kecurangan dilakukan oleh investor dengan membayar mandornya tidak sesuai," katanya.
H. Sukur menegaskan, padahal pedagang sudah membayar sesuai permintaan investor yakni 90 persen dan bahkan membayar denda dan bunganya sesuai permintaan investor. Namun, yang menjadi pertanyaan kemana larinya uang yang selama ini dibayar oleh pedagang ke investor, sampai tidak bisa membayar mandor sesuai dengan kesepakatan.
"Padahal jumlah yang dibayar dari seluruh pedagang kurang lebih adalah Rp. 2.5 triliun, terus kemana larinya. Pedagang yakin pasti ada kecurangan yang dilakukan investor. Kami akan segera melaporkan masalah ini ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnasham), Mabes Polri, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan KPK agar investor diperiksa," tegasnya.
Baca Juga: Bantu Urai Benang Kusut Polemik Pasar Turi, Wantimpres Bersama Habib Hasan Kunjungi Surabaya
Pedagang mengharapkan, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ikut turut tangan mengatasi masalah ini, jangan sampai ada permainan atau penekanan politik antara investor dengan Pemerintah Kota (Pemkot). "Saya harap bu. Risma turun tangan, Jangan mementingkan Kebun Binatang Surabaya (KBS) saja, pedagang pasar turi juga harus diperhatikan," harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Rusli Yusuf menuturkan, proses pembangunan yang dilakukan oleh PT. Gala Bumi Perkasa, menurutnya terkesan sangat lamban.
Memang jika dilihat dari fisik luar sudah mencapai 90 persen, tapi nyatanya, setelah komisi B masuk kedalam dan melihat secara langsung, mungkin 80 persen masih jauh dari harapan selesai.
Baca Juga: Dua Kelompok Massa Demo di PN Surabaya
"Kalau tiga bulan dikerjakan secara ngebut, mungkin baru kelihatan hasilnya itu pun mungkin belum finish semuanya, itu prediksi saya. Karena setelah saya masuk kedalam ternyata jumlah pekerja sangat minim. Jadi kalau dipaksakan bulan puasa selesai, saya kira tidak akan bisa," tutur, politisi asal partai Demokrat tersebut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News