TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Meski arak-arakan Bupati dan wakil Bupati Trenggalek telah usai empat hari yang lalu, namun hal itu ternyata menyisakan persoalan. Salah satunya yakni terkait ditolaknya para pecinta seni jaranan untuk ikut serta dalam kegiatan arak-arakan lantaran minimnya anggaran.
Padahal menurut ketua komunitas pecinta seni jaranan Trenggalek, Trimo, ia dan 300 orang pecinta seni jaranan lainnya tidak mempersoalkan anggaran. "Kita itu hanya ingin turut memeriahkan saja atas kemenangan Emil dan Arifin, kita tidak minta dibayar kok," ungkap Trimo saat ditemui BANGSAONLINE, Senin 21 Februari 2016.
Baca Juga: Dinas Kelautan Dan Perikanan Trenggalek Raih Juara Umum LMSI Tingkat Provinsi Jatim
Diceritakan oleh Trimo, sebelum kegiatan arak-arakan itu digelar pihaknya sempat menghubungi kepala bagian humas Trenggalek Yuli Priyanto. Pihaknya saat itu mempertanyakan apakah bisa turut serta berpartisipasi dalam kegiatan itu.
"Sudah tidak ada tempat bagi para pecinta seni jaranan, sebab jalur alun-alun Trenggalek yang akan dilewati untuk arak-arakan Emil dan Arifin harus steril," kata Trimo menirukan ucapan Yuli Priyanto.
Trimo beserta ratusan orang pecinta seni jaranan akhirnya mengalah. Belakangan diketahui bahwa dalam arak-arakan Emil-Arifin itu ternyata muncul kelompok seni jaranan dari kelompok lain yang turut serta. Inilah yang pada akhirnya membuat kecewa Trimo dan ratusan seniman jaranan Trenggalek.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Menurut Trimo, kelompok seni jaranan yang saat itu turut serta dalam arak-arakan kurang lebih hanya 50 orang. Padahal, lanjut Trimo, pihaknya bila saat itu diizinkan akan mengerahkan sejumlah 300 seniman jaranan Trenggalek secara gratis.
Sementara Yuli Priyanto ketika hendak di konfirmasi di ruang kerjanya tidak ada di tempat. Salah satu petugas menyatakan bahwa Yuli sedang ke lapangan bersama Bupati. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News