TUBAN, BANGSAONLINE.com - Musim hujan kali ini membuat banyak petani di Kabupaten Tuban harus gigit jari lantaran sawahnya terendam banjir. Akibatnya, petani mengalami kerugian yang cukup tinggi. Sesuai data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Benacana Daerah (BPBD) Tuban, untuk sementara kerugian akibat banjir di bidang pertanian telah mencapai Rp 22,7 Miliar.
Kerugian sebesar itu merupakan akumulasi dari ribuan hektare sawah yang sudah terlanjur ditanami dan kemudian terendam banjir. Data sementara, lahan pertanian yang tergenang banjir terdapat di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Merakurak sebanyak 69 hektare, Plumpang 380 hektare, Rengel 750 hektare dan Palang 80 hektare.
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
PLT Kepala BPBD Tuban, Joko Ludiono pada bangsaonline.com, Selasa (23/2) menjelaskan, setiap kerugian satu hektar dikalkulasi mencapai Rp 15 juta. Perhitungan tersebut dibeberkan karena usia tanaman padi sebentar lagi menginjak panen. Secara otomatis tanaman tersebut usianya semakin tua maka kerugiannya bertambah banyak.
“Sedangkan rata-rata tanaman padi yang tergenang banjir itu sebentar lagi akan panen, tinggal menunggu beberap minggu. Kalau sudah seperti itu maka kerugiannya semakin besar,” terangnya.
Tindakan saat ini lanjut Joko, BPBD hanya mengimbau agar melakukan panen dini bagi petani yang tanaman padinya sudah bisa diambil. Langkah tersebut diberikan supaya petani tidak semakin mengalami kerugian yang besar. Selanjutnya, BPBD terus melakukan pendataan akibat banjir yang melanda wilayah Tuban pada beberapa hari yang lalu. Sebab, ditaksir masih banyak kerugian material lainnya yang perlu pendataan.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
“Sampai saat ini kami terus melakukan pendataan terhadap kerugian bencana banjir itu, untuk itu masyarakat diimbau agar selalu waspada pada musim penghujan seperti sekarang ini,” ujarnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News